Khawatir Sekolah Tatap Muka Sebarkan Covid-19, Epidemiolog Sarankan Siswa dan Mahasiswa Jadi Target Vaksinasi!

By Astria Putri Nurmaya, Kamis, 25 Februari 2021 | 15:10 WIB
Khawatir Sekolah Tatap Muka Sebarkan Covid-19, Epidemiolog Sarankan Siswa dan Mahasiswa Jadi Target Vaksinasi! (www.tribunnews.com)

Stylo Indonesia - Sudah satu tahun lamanya lebih kurang, pandemi Covid-19 berada di Indonesia.

Sejak pandemi Covid-19 datang, berbagai sektor pun lumpuh, bahkan hingga saat ini tak sedikit pekerja yang bekerja secara online dari rumah.

Tak hanya pekerja yang terkena imbas, bidang pendidikan pun mengalami hal yang sama.

Pelajar mulai dari sekolah dasar hingga sekolah tinggi dihimbau untuk melakukan sistem belajar mengajar dari rumah.

Baca Juga: Rutin Pakai Lipstik Selama WFH Ternyata Memiliki Manfaat untuk Bibir

Adanya vaksinasi Covid-19 bagi tenaga pendidik yang mulai dilakukan Rabu (24/2/2021), Presiden Joko Widodo berharap bahwa sekolah tatap muka bisa digelar kembali pada Juli 2021 mendatang.

Jokowi menargetkan pada bulan Juni nanti sekitar 5 juta guru, tenaga pendidik, dan tenaga kependidikan sudah selesai mendapat vaksinasi Covid-19.

"Sehingga di bulan Juli 2021, saat mulai ajaran baru semuanya bisa berjalan normal kembali," ujarnya dalam kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (25/2/2021).

Kendati demikian, epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan sebaiknya sekolah tatap muka dibuka jika siswa dan mahasiswa telah divaksinasi Covid-19.

Sebab vaksinasi massal terhadap tenaga pengajar dianggap belum cukup untuk menekan penyebaran Covid-19.

"Jadi targetnya 5 jutaan guru, dan tenaga pengajar akan divaksinasi."

"Tapi sebaiknya, murid atau mahasiswa dan siswa pada sekolah menengah dasar sampai menengah atas juga seharusnya itu menjadi target vaksinasi juga begitu," ujar Miko dalam tayangan Metro Pagi Primetime, Kamis (25/2/2021).

Baca Juga: Cara Pakai Masker untuk Cegah Terpapar Covid-19, Berapa Lapis?

Miko mengkhawatirkan adanya sekolah tatap muka dapat menyebarkan virus corona di kalangan siswa.

"Siswa-siswa kan berasal dari mana pun, jadi dari lingkungan rumah yang macam-macam. Nah, kemungkinan transmisi yang terjadi di kalangan siswa."

"Sedangkan transmisi siswa ke dosennya atau siswa ke gurunya itu akan kecil."

"Kemungkinannya 65% gurunya atau dosennya melindungi, tapi tidak satupun dari siswa atau mahasiswa saling melindungi," terangnya.

Selain itu, menurut Miko, vaksinasi Covid-19 terhadap tenaga pendidikan tidak sejalan dengan pengadaan vaksin.

Ia menilai tenga pendidik merupakan target ketiga dalam vaksinasi Covid-19.

"Padahal target imunisasi pertama pada tenaga kesehatan sudah dimulai, dan sudah berhasil 1,4 juta. Kemudian, harusnya target kedua itu adalah 4 juta aparat pemerintah pelayanan publik, tapi itu diganti menjadi pelayanan publik (pedagang) saja."

Baca Juga: Terawan Klaim Vaksin Nusantara Berikan Kekebalan Covid-19 Seumur Hidup, Epidemiolog: Tidak Layak untuk Vaksinasi Massal!

"Jadi menurut saya belum selesai target yang pertama, tapi target ketiga sudah dimulai. Menurut saya tidak sejalan dengan pengadaan vaksin begitu," ungkapnya.

Jika ditotal, jumlah orang yang akan divaksin yaitu sekitar 16 juta, hal ini belum sesuai target pengadaan vaksin lantaran jumlah vaksin yang minim.

"Vaksinnya yang kita punya sekarang adalah 26 juta dosis atau 13 juta. Menurut saya pengadaan vaksin itu diadakan, baru kemudian target itu dicapai satu persatu begitu," pungkas Miko. (Traya/Stylo)(*)

Artikel ini telah tayang di GridHealth.id dengan judul, "Sekolah Tatap Muka Bakal Digelar Juli 2021, Epidemiolog: 'Siswa dan Mahasiwa Sebaiknya Jadi Target Vaksinasi Juga'"

Penulis: Nikita Yulia Ferdiaz