Intip Sejarah Baju Cheongsam, Busana Berkerah Khas yang Identik dengan Perayaan Imlek

By Cerysa Nur Insani, Minggu, 14 Februari 2021 | 18:45 WIB
Intip Sejarah Baju Cheongsam, Busana Berkerah Khas yang Identik dengan Perayaan Imlek (Unsplash)

Shanghai, kota pelabuhan yang aktif dan dinamis dengan populasi besar orang asing, berada di ujung tombak peralihan mode ini.

Cheongsam di awal 1920-an memiliki potongan yang lebih longgar daripada cheongsam masa kini, dengan lengan yang panjang dan lebar.

Cheongsam dengan cepat menjadi pakaian biasa bagi para perempuan urban di kota metropolitan seperti Beijing, Shanghai, Hong Kong, dan Taiwan.

Seiring perkembangan garmen,bahan sutra tradisional diganti dengan tekstil kontemporer yang lebih murah.

Dari segi desain, motif bunga sulaman tradisional tetap tersebar luas, tetapi pola geometris dan art deco juga diminati.

Sepanjang tahun 1930-an dan 1940-an, cheongsam terus berubah, menonjolkan feminitas dan seksualitas perempuan Tionghoa perkotaan.

Ilustrasi pemakaian baju cheongsam sehari-hari. (theculturetrip.com)

Baca Juga: Tahun Baru Imlek Tetap Menawan dengan 3 Inspirasi Cheongsam Modern!

Gaun itu menjadi lebih pas dan memeluk tubuh, dengan beberapa desain berani yang menampilkan belahan samping yang mencapai hingga paha.

Sudah menjadi kebiasaan untuk memasangkan gaun cheongsam dengan sepatu hak tinggi.

Perempuan mulai bereksperimen dengan berbagai ikat pinggang, kerah, lengan pendek, lengan panjang dengan manset berlapis bulu, hingga cheongsam tanpa lengan.

Namun, tak lama setelah kebangkitan pemerintahan Komunis, cheongsam yang dianggap borjuis menghilang dari kehidupan sehari-hari di daratan Tiongkok.

Di Shanghai, tempat kelahiran cheongsam, jalanan dipatroli untuk memastikan tidak ada yang mengenakan pakaian modis.