Stylo Indonesia - Pemakaian bulu hewan dalam industri fashion memang selalu mengundang kontroversi.
Di satu sisi, fashion item yang dibuat dari bulu hewan diminati karena memberi rasa hangat dan nyaman serta terlihat mewah.
Namun, di sisi lain organisasi pembela hak hewan menuntut penggunaan bulu imitasi untuk menghentikan pemburuan hewan demi membuat sebuah jaket.
Beberapa brand fashion ternama seperti Prada, Versace, dan Gucci sudah berhenti menggunakan bulu hewan asli untuk membuat produk mereka.
Namun, dilansir dari WWD, inilah dua sisi dari kontroversi pemakaian bulu hewan dalam fashion yang seperti tak ada ujungnya.
Tahun lalu, aktivis hak hewan berhasil di California dengan berlakunya AB44, yang berlaku pada tahun 2023 dan menjadikannya ilegal untuk memproduksi, menjual (atau mencoba menjual), memamerkan, memperdagangkan, dan menyumbangkan (atau sebaliknya, mendistribusikan) produk bulu di negara bagian.
Baca Juga: Setelah Versace, Kini Giliran Coach Berhenti Pakai Bulu Binatang
Dan di New York City, aktivis anti-fur menekan anggota parlemen untuk memperkenalkan undang-undang nomor 1476, yang melarang penjualan pakaian dan aksesori bulu.
Kedua tindakan tersebut menyoroti gerakan anti-fur. Tetapi masalah kontroversi bulu hewan ternyata lebih kompleks daripada bagaimana media arus utama menggambarkannya.
Para pendukung bulu alami dan mereka yang mendukung kebebasan memilih mencatat bahwa gerakan anti-fur penuh dengan informasi yang salah.
Bulu alami diproduksi dengan cara yang manusiawi dan bahannya, tidak seperti bulu palsu, tidak berbahaya bagi lingkungan.
Keith Kaplan, juru bicara Fur Information Council of America, mengatakan kampanye untuk melarang bulu "lebih dari sekadar kesejahteraan hewan di industri fashion".
“Ini tentang penggunaan hewan di semua industri,” katanya.