Stylo Indonesia - Tak bisa dianggap sekadar gaya, busana yang kita pakai dapat mempengaruhi lingkungan.
Proses industri fashion dari produksi hingga penjualan memiliki banyak tahap yang meninggalkan jejak pada lingkungan.
Hal ini membuat fashion sebagai salah satu industri yang sangat mempengaruhi lingkungan.
Namun, tentunya ada langkah yang bisa kita lakukan untuk mengurangi dampaknya.
Dilansir dari Mochni, inilah bagaimana industri fashion terutama fast fashion dapat mempengaruhi lingkungan.
‘Mengapa khawatir tentang fashion? Fashion tidak mempengaruhi lingkungan.’ Ini adalah kesalahpahaman nomor satu dalam masyarakat kita saat ini.
Baca Juga: Meski Banyak Peminat, Inilah Pro Kontra yang Menyelimuti Industri Fast Fashion
Kebenaran yang menyedihkan adalah industri fashion lebih dari mempengaruhi lingkungan saja. Fashion juga memengaruhi udara yang kita hirup, air yang kita minum, dan makanan yang kita makan.
Pakaian yang kita kenakan juga sempat terendam dalam bahan kimia dan pewarna yang dapat meresap ke dalam kulit kita.
Perubahan iklim terjadi dengan mengorbankan manusia. Konsep ini sangat sederhana.
Planet kita yang indah diciptakan dengan sumber daya alam, keindahan yang melimpah, dan kehidupan yang beragam.
Kita sebagai manusia hanyalah bagian dari ekosistem yang rapuh, dan kita telah menggunakan dan menyalahgunakan kekuatan kita. Kita telah mengkonsumsi tanpa batas.
Dari mengekstraksi dan menggunakan sumber daya alam secara berlebihan, mengeluarkan emisi karbon dalam jumlah besar, dan mengembalikan limbah beracun ke tempat pembuangan sampah.
Itulah alasan pencemar terbesar kedua di dunia tepat setelah industri minyak dan gas adalah industri fashion.
Dari Benih ke Kain
Dari benih hingga kain, proses pembuatan pakaian itu beracun. Mari pikirkan tentang proses membuat sepotong pakaian.
Kain dibuat sebagian besar dari serat alami yang berasal dari Bumi. Pestisida digunakan dengan alasan tuntutan produksi yang lebih cepat dan lebih efisien dari serat ini.
Bahan kimia beracun ini tersapu ke danau dan sungai sebagai bagian dari proses bertani dan memanen.
Air kemudian dikonsumsi oleh kita, satwa liar, dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu, kita tidak hanya membahayakan diri kita sendiri, tetapi juga seluruh ekosistem planet kita.
Baca Juga: Apa Itu High Street Fashion? Tak Sama dengan High End Atau Fast Fashion, Lho!
Pewarnaan
Menurut Greenpeace, proses pewarnaan di industri fashion menggunakan 1,7 juta ton berbagai bahan kimia dalam keseluruhan proses termasuk bahan kimia berbahaya seperti PFC (kelas bahan kimia yang digunakan untuk mengusir minyak dan air dari pakaian, beracun untuk dikonsumsi), logam berat, amonia, phthalates, dan formaldehyde.
Karena kurangnya kendali mutu dan kebutuhan untuk produksi yang lebih cepat, banyak pabrik kekurangan sumber daya dan waktu untuk mengelola limbahnya secara efektif.
Oleh karena itu, racun ini berakhir di saluran air kita.
Selain mencemari air, industri fashion juga mengonsumsi banyak air. Setiap tahun, 2 miliar pasang jeans diproduksi, dan satu pasang membutuhkan 7.000 liter air untuk memproduksinya.
Untuk membuat kaos, dibutuhkan 2.700 liter air untuk membuatnya hanya satu, itu sama dengan jumlah air yang diminum rata-rata orang selama 900 hari (menurut Greenpeace)!
Jejak karbon fashion memang luar biasa.
Kita harus memperhitungkan tidak hanya polutan yang jelas seperti pestisida yang digunakan dalam pertanian, pewarna beracun yang digunakan di pabrik, dan jumlah limbah dari pakaian yang dibuang.
Tetapi juga jumlah besar sumber daya alam yang digunakan untuk mengekstraksi, bertani, memanen, mengolah, memproduksi, dan mengirimkan pakaian.
Saat kita memahami siklusnya, kita bisa menciptakan perubahan.
Apa yang Bisa Dilakukan untuk Mengurangi Dampaknya?
Sebagai konsumen, kita memiliki kekuatan untuk membuat perubahan dalam industri fast fashion.
Baca Juga: Memahami Makna Konsep Sustainable Fashion, Tanggung Jawab Industri Mode Kepada Dunia
Industri fast fashion akan terus memenuhi permintaan konsumen. Tapi sebagai konsumen, kitalah yang menjadi faktor penentu.
Kita perlu mendorong dan melindungi sumber daya kita, mengajukan pertanyaan yang tepat, mengetahui bagaimana dan di mana pakaian kita dibuat, membeli pakaian lebih sedikit tetapi lebih baik, memilih pakaian yang etis, berkelanjutan atau sustainable, dan dibuat secara bertanggung jawab.
Jika kita tidak melakukannya dan kita tanpa batas mengkonsumsi sumber daya sambil hanya mengembalikan limbah beracun, kita akan menghancurkan ekosistem kita, hewan, tumbuhan, dan makhluk hidup lainnya hingga punah.
Seperti yang dikatakan perancang busana legendaris Vivienne Westwood: "Beli lebih sedikit (pakaian), pilih dengan baik, pertahankan hingga waktu yang lama."
Nah, itu dia Stylovers langkah yang bisa dilakukan untuk mengurangi dampak fashion terhadap lingkungan. Bagaimana menurutmu? (*)