Stylo Indonesia - Gaya dengan busana vintage masih merupakan salah satu gaya fashion yang diminati oleh banyak perempuan.
Meski ada banyak tren fashion yang baru, busana vintage tetap terlihat modis di antara gaya fashion baru yang lebih modern.
Bahkan, busana vintage justru semakin diminati oleh generasi yang lebih muda.
Padu padan gaya vintage dianggap tetap bisa terlihat modis dan tak lekang oleh waktu.
Baca Juga: Sama-sama Jadul, Ini Bedanya Gaya Fashion Retro dan Vintage, Jangan Sampai Salah!
Dilansir dari BBC, inilah alasan busana vintage tetap modis dan semakin diminati.
Beberapa tahun lalu saat tren fast fashion sangat mendominasi, busana vintage tak menjadi pilihan utama karena banyaknya pakaian siap pakai yang jauh lebih mudah didapatkan dan sesuai tren.
Namun Ivan Dauriz, pemilik brand online Tug melihat adanya perubahan besar dalam beberapa saat ke belakang.
“Sekarang, kami melihat perubahan besar. Orang akan selalu ingin memiliki penampilan baru tetapi mereka menjadi semakin sadar akan dampak pilihan mereka terhadap lingkungan, dan mungkin hal terbaik yang dapat kita semua lakukan dalam krisis iklim ini adalah membatasi sumber daya yang kita ambil. Busana vintage berbicara tentang apa yang terjadi saat ini," ujarnya.
Sebuah laporan baru-baru ini dari platform penjualan pakaian bekas ThredUp memperkirakan bahwa total pasar penjualan busana vintage diperkirakan akan meningkat dua kali lipat nilainya dari USD 24 miliar menjadi USD 51 miliar pada tahun 2023.
Boy Kloves yang telah berkolaborasi dengan Converse dan stylist band Haim untuk V Magazine mengutarakan alasan busana vintage justru diminati oleh generasi muda.
“Ada peningkatan jumlah anak muda yang melihat hal-hal yang sudah ada, yang indah, yang dapat digunakan, tidak hanya sebagai inspirasi, tetapi juga digunakan untuk kreasi,” katanya.
“Pemanasan global adalah krisis yang dihadapi generasi kita, ini hal baru yang harus dipertimbangkan sebagai anak muda," lanjutnya.
Penanaman kepedulian terhadap krisis iklim membuat busana vintage menjadi alternatif yang lebih baik dibanding fast fashion.
Bahkan TikTok, platform media sosial yang belakangan digandrungi generasi muda ikut mempopulerkan tren busana vintage.
Salah satu kreator konten busana vintage di TikTok adalah Vintage Stock Reserve (VSR) yang dijalankan oleh Tommy Groenendijk dan Jordan Deery.
Mereka berhasil meraih 1,7 juta pengikut yang tertarik dengan konten busana vintage mereka.
“Begitu Anda mulai menemukan busana vintage, itu dengan cepat berubah menjadi kecanduan yang terus tumbuh. Ini seperti mengenakan koleksi yang diarsipkan, setiap bagian memiliki sejarah di baliknya,” kata Groenendijk pada Vogue.com.
Sudut pandang ini selaras dengan alumnus Fashion East yaitu Caitlin Price yang bekerja sama dengan saudara perempuannya tahun lalu untuk meluncurkan 3am Eternal, koleksi pakaian malam yang didaur ulang.
“Meski semua orang suka berbelanja, jika Anda mempertimbangkan jumlah sampah yang tercipta, pasti ada titik akhir untuk fast fashion,” kata Caitlin.
Baca Juga: Pepe Jeans London Rilis Koleksi Kolaborasi Kedua dengan Dua Lipa untuk Musim Spring/Summer 2020
Tren busana vintage yang datang kembali adalah ekspresi kreatif Gen Z untuk menemukan hal-hal di luar sistem mode tradisional dan menjadikannya milik mereka.
“Harapan saya, busana vintage menjadi kemewahan baru dan pakaian bekas menjadi streetwear baru. Demi lingkungan, harus seperti itu,” ujar Brynn Hemingway, seorang creative director di New York.
Nah, itu dia Stylovers alasan busana vintage tetap modis dan semakin diminati oleh generasi muda. Apakah kamu juga menyukai gaya fashion vintage? (*)