Stylo Indonesia - Stylovers pastinya sudah tak asing dengan salah satu jenis skincare yang satu ini, yaitu sunscreen!
Sunscreen merupakan salah satu skincare yang wajib digunakan untuk melindungi kulit dari paparan sinar UVA dan UVB dari matahari.
Pasalnya, paparan sinar UVA dan UVB bisa menyebabkan berbagai kerusakan kulit termasuk kanker kulit.
Meski sudah menggunakannya setiap hari, Stylovers tahu nggak sih bagaimana sejarah adanya sunscreen?
Dilansir dari Allure, ternyata konsep sunscreen untuk melindungi kulit dari paparan sinar matahari sudah ada sejak zaman Mesir Kuno, lho!
Baca Juga: Cara Mudah Reapply Sunscreen Tanpa Merusak Makeup, Begini Triknya!
Meski produk sunscreen sendiri baru ada selama kurang dari satu abad, perlindungan terhadap matahari sudah digunakan lebih lama dari itu.
Di banyak belahan dunia, memiliki kulit berwarna lebih terang dipandang sebagai simbol status yang lebih tinggi.
Jadi, ribuan tahun yang lalu, orang Mesir Kuno mengoleskan bahan seperti melati dan dedak padi ke kulit mereka untuk mencegahnya menjadi gelap karena sinar matahari.
Lebih mencengangkan lagi, pada abad ke-16, beberapa wanita Eropa mengenakan masker wajah yang disebut pelindung wajah, yang terdiri dari lapisan luar beludru hitam, diikuti lapisan kertas yang ditekan, dan lapisan dalam dari sutra.
Dibentuk untuk bisa menampung hidung, dengan lubang kecil untuk mata dan bukaan untuk mulut.
Pelindung wajah yang disebut visard ini rupanya merupakan item fashion kelas atas di antara orang kaya selama masa puncaknya, tetapi tren tersebut mulai hilang sekitar abad ke-18.
Pada tahun 1927, kegiatan berjemur untuk mendapatkan warna kulit yang lebih gelap dan lebih eksotis mulai dipopulerkan oleh Coco Chanel, desainer sekaligus pendiri brand mewah Chanel.
Memiliki warna kulit yang lebih kecoklatan setelah berlibur menunjukkan simbol status yang lebih tinggi.
Baca Juga: Pakai Masker Terlalu Lama Rentan Timbul Masalah, Ini yang Perlu Dipersiapkan Menurut Ahli
Di saat bersamaan, mulai tersikulasi informasi mengenai hubungan antara paparan sinar matahari yang bisa menyebabkan kanker kulit.
Namun, informasi inipun tak bisa menghentikan tren berjemur yang dipopulerkan oleh Coco Chanel.
Akhirnya, pendiri L'Oréal, Eugène Schueller, menemukan tabir surya atau sunscreen pertama yang disebut Ambre Solaire pada tahun 1935.
Pada akhir tahun 1930-an, sebuah produk bernama Glacier Cream yang memiliki formula yang lebih halus ditemukan oleh seorang mahasiswa kimia yang mengalami sengatan matahari.
Namun, produk Glacier Cream sendiri baru berhasil mencapai pasar pada tahun 1946.
Hingga masa tersebut, tujuan sunscreen sebagai perlindungan dari matahari masih untuk menggelapkan kulit di bawah sinar matahari dengan aman, bukan untuk sepenuhnya menghalangi sinar UV matahari.
Pada 1972, barulah Food and Drug Administration mengklasifikasikan ulang sunscreen sebagai obat yang dijual bebas dan bukan produk kosmetik biasa, sehingga persyaratannya menjadi lebih ketat.
Barulah pada tahun 1990-an muncul formulasi baru sunscreen seperti yang berbasis gel atau dalam bentuk spray yang bisa dengan mudah kita temukan hingga saat ini.
Baca Juga: Tips Kulit Wajah Tetap Glowing, Meski Tak Bisa Treatment Ke Klinik Kecantikan
Produk sunscreen dengan kandungan SPF super tinggi mulai dirilis pada tahun 2000-an
Dan hingga saat ini, pentingnya penggunaan sunscreen semakin dikenal luas karena banyaknya penelitian tentang hubungan antara paparan sinar matahari dan kanker kulit.
Nah, itu dia Stylovers sejarah sunscreen si skincare wajib untuk cegah kanker kulit yang ternyata sudah dipakai sejak zaman Mesir Kuno.
Bagaimana denganmu? Apakah sudah rajin menggunakan sunscreen setiap hari? (*)