Di Bali, sabung ayam telah ilegal sejak tahun 1981, tetapi otoritas lokal 'mentolerir' dengan ketat untuk tujuan keagamaan. Sampai saat ini praktek sabung ayam dilestarikan lebih sebagai aktivitas sosial, menyatukan banyak elemen penting dalam kehidupan: hiburan, ekonomi, hobi, adat istiadat, dan kehormatan.
Hal Ini juga diterjemahkan ke dalam bentuk aksesoris yang sengaja dibuat praktis dan fungsional, mulai dari dompet bersulam multifungsi, tas selempang, selendang berbulu dan "selendang", tas maxi tote, anting mutiara dengan gaya barok berbalut teknik macramé, hingga sandal dan selop dengan anyaman rafia dan bentuk bordir yang menyerupai keranjang anyaman.
Baca Juga: Tanpa Fashion Show Megah, Begini Cara Para Desainer Tetap Berkarya di Tengah Pandemi Covid-19
Membawa konteks kemandirian berkreatifitas ke dunia di tahun 2020, di mana batasan bersosialisasi menghalangi sebagian besar orang untuk sering berkumpul merupakan sesuatu yang sangat puitis untuk dibahas. Di sebuah pertarungan sabung ayam kita dapat melihat kandang anyaman yang dibawa ke arena pertandingan.
Visual ini sangat membekas di benak Sapto Djojokartiko. Setelah seluruh penonton berkumpul di arena untuk menyaksikan pertarungan, ayam yang menang bertarung akan kemudian ditempatkan kembali di dalamkendang sebagai simbol kemenangan.
Sebaliknya, sebagai masyarakat, kita dituntut untuk tinggal dirumah dan bertarung dengan lawan tak berwujud hingga pada akhirnya kita memilikikesempatan untuk bersosialisasi dengan damai. Gambaran alur cerita yang bertolak belakang tersebut membuat visual ini memiliki daya tarik tersendiri.
Baca Juga: Kondisi Pandemi Jadi Inspirasi Fashion Desainer Ali Charisma Rilis Koleksi Kimono Batik Nan Modis
“Saya tahu bahwa masyarakat akan segera beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kebiasaan baru. Semoga kedepannya, film pendek ini bisa menjadi kenang-kenangan bagi saya dan semua orang yang terlibat saat kita semua harus berjuang untuk bertahan hidup.
Tetapi itu juga harus berfungsi sebagai pengingat bahwa bahkan di masa-masa tersulit sekalipun, jangan pernah membiarkan pikiran Anda mengalahkan Anda. Roda akan selalu berputar, jaga kreativitas tetap hidup karena tanpa itu tidak akan ada yang berarti di dalam hidup ini. ” Sapto Djojokartiko menyimpulkan. (*)