Kisah Unik Busana Rajutan, Sering Dianggap Kuno Tapi Justru Jadi Tren Fashion Akibat Lockdown

By Cerysa Nur Insani, Senin, 28 September 2020 | 12:45 WIB
Kisah Unik Busana Rajutan, Sering Dianggap Kuno Tapi Justru Jadi Tren Fashion Akibat Lockdown (vogue.com)

Para desainer pun kembali mengangkat gaya yang seringkali dianggap kuno ini menjadi tren fashion.

Seperti banyak tren fashion lainnya, rajutan juga kerap timbul tenggelam di siklus tren fashion selama abad ke-20.

Coco Chanel merupakan salah satu desainer yang menggunakan rajutan dalam busana setelah khasnya, dan menekankan bahwa pakaian rajut ideal untuk kegiatan rekreasi seperti berlayar atau olahraga.

Desainer lain seperti Yves Saint Laurent, Calvin Klein, dan Diane von Furstenberg juga telah beberapa kali menggunakan rajutan dalam koleksi mereka.

Karya busana rajut Yves Saint Laurent di sekitar tahun 1960 hingga 1970-an. (www.bbc.com)

Selama abad ke-20, pakaian rajut lebih sering digunakan dalam pakaian yang relatif konvensional, meskipun menjelang akhir abad ini desainer seperti Vivienne Westwood dan Alexander McQueen mulai menggunakan rajutan dengan cara yang tidak biasa untuk membuat pakaian yang lebih edgy dan modern.

Baca Juga: Cara Agar Tidak Terlihat Gemuk Saat Pakai Busana Rajut dari Fashion Desainer Lia Mustafa

Rajutan ekstrem

Sejumlah desainer dan seniman telah melakukan rajutan secara ekstrem sejak pergantian abad.

Sebut saja Yan Yan dan Hazar Jawabra yang dikenal sebagai desainer yang berfokus pada rajutan dalam fashion.

“Karena masih ada stereotip bahwa rajutan itu biasa dan membosankan, ketika itu ditumbangkan, efeknya sangat kuat. Seni merajut yang ekstrem benar-benar mengejutkan banyak orang, ”kata Sandy Black, profesor di London College of Fashion.

Perancang pakaian rajut eksperimental asal Islandia Ýr Jóhannsdóttir juga melakukan hal serupa.

Karya Ýr Jóhannsdóttir, desainer rajutan ekstrem dari Islandia. (www.bbc.com)

Ia menunjukkan bahwa asumsi bahwa hanya perempuan tua yang merajut, yang kemudian membuat merajut jadi tidak keren dan tidak menarik, berakar pada masalah yang lebih berbahaya, seperti seksisme.