Tembus 1.254 Orang Meninggal Karena Covid-19, Pakar Epidemiologi: Tanda Kegagalan Pengendalian Pemerintah di Suatu Wilayah

By Stylo Indonesia, Kamis, 24 September 2020 | 10:14 WIB
Ilustrasi tes Covid-19 untuk mendeteksi infeksi virus corona.(Shutterstock) ()

 

Stylo Indonesia - Kasus korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin hari semakin bertambah jumlahnya.

Dari data yang di rilis pemerintah lewat covid19.go.id diketahui  selama 10 hari terakhir atau periode 14-23 September, angka kematian tercatat mencapai 1.254 orang.

Menanggapi hal itu, Pakar Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 merupakan tanda kegagalan pengendalian pandemi di suatu wilayah.

"Artinya, kita harus mengevaluasi strategi pengendalian. Karena, ketika kematian itu terjadi, dan apalagi tren kematian di Indonesia meningkat, menunjukkan jika strategi yang dilakukan tidak tepat," kata Dicky dilansir dari Kompas.com, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga: Nggak Perlu Waktu Lama, 3 Zodiak Ini Paling Cepat Balas Chat

 

 

Dicky menilai saat ini evaluasi terhadap strategi pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia tidak bisa ditunda lagi.

Dia menyebut tingginya angka kematian menunjukkan strategi pengendalian yang dilakukan kalah cepat dengan kecepatan penularan virus corona.

"Maka respons kita harus cepat, terutama untuk melakukan deteksi dini dalam bentuk peningkatan kapasitas testing dan tracing. Bila itu tidak dilakukan, berarti kita mengabaikan banyak kesakitan dan kematian yang terjadi," ujar dia.

Baca Juga: Rekomendasi Peeling Wajah untuk Mengatasi Kulit Kusam dan Kasar di Bawah 50 Ribu Rupiah

Sekali lagi, Dicky mengingatkan penguatan testing dan tracing, tidak bisa juga hanya dilakukan di satu atau dua daerah saja.

 

 

"Apalagi, mayoritas daerah kita, misalnya di provinsi-provinsi besar Jawa juga belum terlihat adanya upaya peningkatan dari testing dan tracingnya," kata Dicky.

Baca Juga: Jadi Makin Seksi, Ternyata Segini Harga Busana Model Cut Out yang Dipakai Luna Maya! Mahal Banget?

Menurut Dicky, angka kematian di Indonesia yang diketahui sejauh ini bukanlah angka kematian yang sesungguhnya.

Menurutnya, di negara maju dengan sistem surveillance atau pengawasan kematian yang lebih baik dari Indonesia, angka kematian mereka baru dianggap mewakili 60-80 persen korban sesungguhnya.

"Apalagi di Indonesia, saya tidak tahu persisnya, yang jelas surveillancenya baru mewakili di bawah angka itu, dan harus segera diperbaiki," ujar dia.

Baca Juga: BERITA TERPOPULER: Harga Bra Luna Maya Saat Tampil Seksi, Gaya Hijab Nikita Willy Tuai Kritikan Hingga Baju Sandra Dewi Jadi Incaran Netizen

Di sisi lain, Dicky mengatakan masyarakat juga harus berperan aktif dalam melandaikan kurva kematian.

Berbagai cara dapat dilakukan, misalnya dengan cara membatasi interaksi, membatasi mobilitas, dan disiplin 3M (mencuci tangan, memakai masker, dan menjaga jarak).

"Sekali lagi, peran masyarakat ini tidak hanya pada masyarakat umum saja. Namun juga institusinya, perkantorannya, dan industri. Mereka juga berperan menerapkan, taat, dan patuh protokol," kata Dicky.

Dia mengatakan, prokol untuk institusi, perkantoran, dan industri tidak hanya 3M saja, melainkan juga memastikan orang yang bekerja secara work from office bebas virus.

 Baca Juga: Reaksi Luna Maya Melotot Lihat Ariel NOAH Bersama BCL di Acara, Mantan Reino Barack: Bisa Aja Bu!

 

"Caranya bagaimana? Ya, dengan melakukan screening," ujar dia.

 

Sementara itu diketahui pemerintah baru saja mengumumkan adanya penambahan 4.465 kasus baru positif virus corona pada Rabu (23/9/2020).

Dikutip dari data covid.go.id, dengan adanya penambahan tersebut, total jumlah kasus Covid-19 di Indonesia telah mencapai 257.388.

Dari jumlah tersebut, jumlah pasien sembuh tercatat bertambah 3.660 orang, sehingga total menjadi 187.958 orang.

Namun, di sisi lain angka kematian akibat virus corona pun bertambah. Hari ini dilaporkan bertambah 140 kasus kematian, sehingga totalnya ada sebanyak 9.977 kasus.

Baca Juga: Masker untuk Jerawat Pakai Oatmeal, Bikin Sendiri di Rumah Yuk

Terkait kematian akibat Covid-19, selama 10 hari terakhir atau periode 14-23 September, angkanya tercatat mencapai 1.254 orang.

Berikut rinciannya:

- 14 September - 118 orang.

- 15 September - 124 orang.

- 16 September - 135 orang.

- 17 September - 122 orang.

- 18 September - 114 orang.

- 19 September - 112 orang.

Baca Juga: Adu Gaya Krisdayati VS Ashanty Saat Pakai Baju Tie Dye Kekinian, Lebih Cantik Siapa?

- 20 September - 105 orang.

- 21 September - 124 orang.

- 22 September - 160 orang.

- 23 September - 140 orang.

Dari rincian tersebut, diketahui rata-rata kematian di Indonesia akibat Covid-19 dalam kurun waktu 10 hari terakhir adalah 125 orang per hari.

Jumlah 1.254 orang yang meninggal dalam rentang 10 hari, melebihi separuh dari total korban meninggal selama 31 hari pada bulan Agustus, yakni 2.286 orang.(*) Cece/Stylo

Artikel ini telah tayang di grid.health.id dengan judul "1.254 Orang Meninggal Akibat Covid-19, Pakar Epidemiologi; 'Tanda Kegagalan Pengendalian Pemerintah di Suatu Wilayah'" Penulis : Anjar Saputra, Editor : Gazali Solahuddin

Link: https://health.grid.id/read/352351016/1254-orang-meninggal-akibat-covid-19-pakar-epidemiologi-tanda-kegagalan-pengendalian-pemerintah-di-suatu-wilayah?page=all