Stylo Indonesia - Kasus korban meninggal akibat virus corona (Covid-19) di Indonesia semakin hari semakin bertambah jumlahnya.
Dari data yang di rilis pemerintah lewat covid19.go.id diketahui selama 10 hari terakhir atau periode 14-23 September, angka kematian tercatat mencapai 1.254 orang.
Menanggapi hal itu, Pakar Epidemiologi dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan meningkatnya angka kematian akibat Covid-19 merupakan tanda kegagalan pengendalian pandemi di suatu wilayah.
"Artinya, kita harus mengevaluasi strategi pengendalian. Karena, ketika kematian itu terjadi, dan apalagi tren kematian di Indonesia meningkat, menunjukkan jika strategi yang dilakukan tidak tepat," kata Dicky dilansir dari Kompas.com, Rabu (23/9/2020).
Baca Juga: Nggak Perlu Waktu Lama, 3 Zodiak Ini Paling Cepat Balas Chat
Dicky menilai saat ini evaluasi terhadap strategi pengendalian pandemi Covid-19 di Indonesia tidak bisa ditunda lagi.
Dia menyebut tingginya angka kematian menunjukkan strategi pengendalian yang dilakukan kalah cepat dengan kecepatan penularan virus corona.
"Maka respons kita harus cepat, terutama untuk melakukan deteksi dini dalam bentuk peningkatan kapasitas testing dan tracing. Bila itu tidak dilakukan, berarti kita mengabaikan banyak kesakitan dan kematian yang terjadi," ujar dia.
Baca Juga: Rekomendasi Peeling Wajah untuk Mengatasi Kulit Kusam dan Kasar di Bawah 50 Ribu Rupiah