Tonang mengatakan, masa penularan yang paling tinggi adalah saat fase presimptomatik.
Kondisi ini terjadi saat menjelang munculnya gejala. “Saat itu, posisi jumlah virus paling tinggi, sehingga paling tinggi risikonya menular,” ujar dia.
Oleh karena itu, isolasi mandiri sangat menjadi penting meski seseorang menderita Covid-19 tanpa gejala.
Isolasi mandiri boleh dilakukan pada kondisi pasien konfirmasi tanpa gejala dan gejala ringan.
Akan tetapi, jika pasien itu memiliki penyakit penyerta (komorbid), maka isolasi sebaiknya dilakukan di rumah sakit atau tempat isolasi khusus dengan pengawasan.
Apakah seseorang yang positif Covid-19 tanpa gejala tetap perlu melakukan swab test setelah melakukan isolasi mandiri? “Kalau memang kapasitas PCR memungkinkan, maka lebih baik diperiksa ulang PCR nya. Tapi kita ini sangat kurang kapasitasnya, maka tidak diulang,” kata dia.
Baca Juga: Penumpang KRL Dilarang Pakai Masker Scuba dan Buff, Ada Apa Ya?
“Jadi, sifatnya adalah bila memang tidak memungkinkan akses ke PCR, maka boleh menggunakan klausul masa isolasi tersebut sampai selesai,” lanjut Tonang.
Terkait upaya pencegahan Covid-19, Tonang mengimbau agar masyarakat selalu disiplin memakai masker, cuci tangan, dan jaga jarak.
Masyarakat juga diimbau untuk menghindari 3K yaitu kamar tertutup, kontak erat, dan kerumunan.