Strategi ini mendapat pujian dari WHO sebagai model berkelanjutan untuk mengatasi virus.
Para petinggi Swedia pun mengatakan, akan menerapkan pembatasan lunak lebih lama.
Tingkat infeksi Swedia adalah yang tertinggi di Eropa pada pertengahan Juni, dengan hasil skrining menunjukkan lebih dari 1.000 orang positif corona per hari.
Baca Juga: 3 Cara Pakai Maskara Agar Hasilnya Tidak Menggumpal, Jadi Lentik Tanpa Extension!
Kemudian pada 15 Juni Swedia mencatatkan rata-rata 101 kasus per 1 juta orang per hari di 1 pekan, sedangkan tertinggi berikutnya di Eropa adalah Belarus dengan 79 kasus.
Angka kematian di Swedia juga sempat lebih banyak daripada gabungan Norwegia, Denmark, dan Finlandia, dengan 5.843 kematian.
Akan tetapi situasinya sekarang berbalik total 3 bulan sejak saat itu.
Infeksi virus corona melonjak di sebagian besar Eropa tetapi mencapai titik terendah di Swedia.
Swedia mengumumkan 7.131 kasus baru pada Agustus, turun dari 11.971 kasus di Juli bahkan 30.909 di Juni.
Tingkat infeksi tertinggi di Eropa Barat sekarang dipegang Spanyol (200 kasus per 1 juta orang) dan Perancis (118).
Swedia jauh di bawah mereka dengan 17 kasus per 1 juta warganya.
Baca Juga: Rekomendasi Essence untuk Kulit Kering dan Kusam di Bawah 100 Ribu Rupiah
"Tujuan dari pendekatan kami adalah agar orang-orang itu sendiri yang memahami kebutuhan untuk mematuhi rekomendasi dan anjuran yang ada," kata kepala badan kesehatan Johan Carlson di konferensi pers.
"Tidak ada cara lain sebelum ada tindakan medis, terutama vaksin. Warga Swedia telah melakukannya sepenuh hati," lanjutnya dikutip dari Daily Mail.
Swedia enggak menerapkan herd immunity, tapi para pejabatnya merasa hal itu secara bertahap akan membantu membatasi penyebaran penyakit.
Baca Juga: Cara Memilih Skincare untuk Merawat Kulit Sensitif dengan Tepat, Cari Tahu Yuk!
Meski begitu para ilmuwan belum sepenuhnya yakin secara tepat berapa banyak atau berapa lama kekebalan muncul setelah pulih dari COVID-19.
Studi dari Royal Society of Medicine Inggris bulan lalu menemukan, cuma 15 persen orang di Stockholm yang punya antibodi virus ini pada Mei 2020. (*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di kids.grid.id dengan judul "Tak Pernah Terapkan Lockdown, Cara Santai Negara Ini Tangani Virus Corona Buahkan Hasil, Kok Bisa?" Penulis : Danastri Putri, Editor : Regina Pasys