Indonesian Fashion Chamber Umumkan 5 Desainer Anggotanya yang Akan Maju ke Panggung Fashion Internasional Global Talents Digital 2020

By Ristiani Theresa, Jumat, 28 Agustus 2020 | 12:13 WIB
5 Deretan desainer anggota IFC yang akan maju di panggung Fashion Internasional Talents (Dok. IFC)

4. AM by Anggiasari - IFC Bandung Chapter

VALIANCE SPRING SUMMER 2021 karya desainer Anggiasari (Dok. Anggiasari)

AM merupakan Brand Modest Fashion dengan Anggiasari sebagai orang kreatif dibalik karya tersebut. AM membawakan konsep sustainable dengan strategi designnya melakukan daur ulang.

Denim garmen yang reject, cacat dan over stock dari industri lokal dengan kombinasi tekstil yang ramah lingkungan.

Valiance, merupakan tema dari koleksi AM ini, yang berarti kekuatan dan keberanian untuk melindungi. Terinspirasi dari layar kapal yang menjadi sistem pertahanan, yang melambangkan kekhawatiran manusia akan kemajuan teknologi di masa depan.

Baca Juga: Pandemi Bukan Penghalang Jalan Berkarya, Simak Tips Tetap Eksis di Masa New Normal dari 3 Fashion Desainer IFC!

Valiance didesign dengan androgini style, dekonstruksi style, sporty casual diperuntukan wanita atau pria dengan usia 20 – 45 tahun dengan non-formal atmosphere.

Valiance memiliki trapezoid silhouette, material yang digunakan berupa denim reused, katun bamboo, katun tenun tradisional. Warna yang digunakan adalah hitam, biru tua, abu, burgundy, dan hijau.

Detail berupa layer, symmetric-asymmetric, berstruktur, Teknik manipulasi unfinished, shredded, patchwork fabric dan denim washing technique.

5. Emmy Thee - IFC Jakarta Chapter

CHANGES [Spring Summer 2021] karya busana desainer Emmy Thee (Dok, Emmy Thee)

Koleksi ini terinspirasi dari kisah manusia hidup yang dalam ruang dan waktu selalu berubah. Kita diberikan kemampuan spiritual untuk menjaga agar esensi diri tidak berubah dalam ruang dan waktu ini.

Salah satu bentuk CHANGES/ PERUBAHAN digambarkan dalam 3 koleksi yang menggunakan potongan kain persegi yang sama [zero waste pattern] menghasilkan 3 look yang berbeda. Kain/ bahan adalah gambar dari esensi yang tidak berubah, sedangkan perubahan 3 look adalah sebuah kondisi di mana esensi diri ini hidup dalam ruang dan waktu yang selalu berubah.

Changes memakai kain wastra karya artisan local sebagai upaya memelihara budaya dan kelangsungan karya dari para artisan local sehingga dapat berkelanjutan/ sustainable.

Bumi adalah ruang yang berjalan bersama waktu sehingga eksistensi bumi dapat berubah seiring waktu.

Baca Juga: Semarang Fashion Trend Show Hadirkan Rancangan 13 Desainer Anggota Baru IFC dan Indonesia Trend Forecasting 2019/2020

Untuk menjaga bumi ini berkelanjutan/ sustainable adalah tanggung jawab semua orang yang menghuninya.

Dalam hal ini, mereka mencoba menjaganya dengan memakai kain yang diproses dengan pewarnaan alam agar tidak mencemari bumi.

Lalu, mereka menggunakan zero waste pattern dalam upaya mengurangi sampahproduksi yang akan dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah [TPS].

Dan selanjutnya, saat ini mereka mencoba daur ulang pakaian bekas dan menjadikannya look yang baru sebagai bentuk dari praktek sustainable fashion.

Contohnya, jacket denim diubah menjadi rok dan celana jeans dijadikan aplikasi baju.

Mereka mendaur ulang denim karena denim menghasilkan banyak sampah dalam proses produksi.