“Masyarakat tidak paham apa itu stunting, apa penyebabnya, seperti apa tanda-tandanya dan apa yang harus dilakukan. Saya menemukan, beberapa anak dengan usia 2 tahun, berat badannya hanya 2 kg, tapi orang tuanya masih ngotot anaknya baik-baik saja,” jelas Yuli.
Disebutkan Yuli, dalam kunjungannya ke Puskesmas Tigaraksa, Tangerang beberapa waktu lalu, ia mendapati sebanyak 36 anak balita dalam status gizi kurang, termasuk 21 anak diantaranya berada pada rentang usia 1 – 2 tahun.
Di desa Cileleus, Tigaraksa Tangerang, Yuli bertemu Mutia dan Tegar, dua balita penerima program pemberian makanan tambahan (PMT) dari Puskesmas Tigaraksa.
Baca Juga: Waspada, Inilah 4 Jenis Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Buka Puasa Menurut Ahli Gizi
Mutia dan Tegar berusia 2 tahun, dengan berat badan yang hanya 7 kg. Padahal, untuk anak normal, di usia dua tahun seharusnya memiliki berat badan 14 kg untuk perempuan dan 15 kg untuk laki-laki.
“Pas bayinya mah dikasih ASI, tapi kan bapak ibunya kerja, anaknya dirawat saya. Kalau pas lagi ada (uang), dibeliin susu kaleng, sering juga diutangin di agen,” ujar Amah, nenek yang merawat Mutia. Susu kaleng yang dimaksud Amah adalah kental manis.
Amah sendiri sudah tak mengingat sejak kapan cucunya mengkonsumsi susu kental manis sebagai asupan nutrisi. Dalam sehari, Mutia bisa mengkonsumsi 3 – 4 gelas susu kental manis.
Tak jauh berbeda dengan Mutia, Tegar yang waktu ditemui berada nyaman dalam gendongan ibunya pun seringkali mengkonsumsi susu kental manis.
Baca Juga: Selain Membantu Menurunkan Berat Badan, Inilah 3 Manfaat Makan Perlahan Bagi Kesehatan Tubuh
“Kalau lagi enggak punya uang ya enggak dikasih apa-apa, kalau lagi ada beli susu yang sachet-an saja di warung,” jelas ibu dari Tegar.
Padahal perlu diketahui, susu kental manis disinyalir menjadi salah satu faktor penyebab stunting pada anak Indonesia.
Pasalnya, susu kental manis atau krim kental manis bukanlah murni produk turunan dari susu.