Tuding Pemerintah Naikkan Iuran BPJS Demi Rampas Uang Rakyat, Refly Harun Kaget saat Dilabrak oleh Anggota KSP yang Emosi: Tenang Dulu, Tenang!

By Stylo Indonesia, Selasa, 19 Mei 2020 | 18:37 WIB
Ilustrasi BPJS Kesehatan (Kompas.com/ Luthfia Ayu)

Stylo.ID - Persoalan naiknya iuran bulanan BPJS di tengah pandemi corona saat ini telah menjadi sorotan publik.

Pakar Hukum Tata Negara, Refly Harun terlibat perdebatan dengan PLT Deputi 2 KSP, Abetnego Tarigan.

Perdebatan keduanya terjadi saat membicarakan soal kenaikan iuran Badan Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS).

Menurut Refly Harun, kenaikan BPJS justru menunjukkan kehadiran pemerintah untuk mengambil uang rakyat.

Namun, Abetnego Tarigan merasa tersinggung dan langsung membantah pernyataan Refly Harun.

Kepala Staf Presiden emosi dengan tudingan Refly Harun soal BPJS Kesehatan. (Tangkap layar Youtube TV One)

Baca Juga: Sudah Ketok Palu, Jokowi Resmikan Kenaikan Iuran BPJS di Tengah Pandemi Corona, Kenapa?

Baca Juga: Paranormal Termuda di Dunia Ini Memprediksikan Virus Corona Sebentar Lagi Akan Berakhir, Berikut Profil Sosok Abhigya Anand yang Raih Berbagai Penghargaan

Perdebatan keduanya itu terjadi dalam kanal YouTube Apa Kabar Indonesia tvOne, Minggu (17/5/2020).

"Negara hadir untuk ngambil uang masyarakat gitu," kata Refly tertawa.

"Coba tunjukin dulu, Bang Refly," sahut Abetnego.

Mendengar pernyataannya langsung dibantah, Refly lantas meminta Abetnego tenang dan mendengarkan penjelasannya.

Namun, Abetnego terus meminta penjelasan Refly.

Baca Juga: Harus Jalani Operasi di Tengah Pandemi Corona, Ternyata Ini yang Terjadi pada Femmy Permatasari yang Keluhkan Susah Nafas

Baca Juga: Suku Baduy Berhasil Bebas Corona Setelah Jalani Ritual Ini Selama 3 Bulan!

Ia merasa pernyataannya disambut dengan tuduhan yang jelas disampaikan oleh sang pakar.

"Pak Abet, saya jelaskan dulu, saya kan tidak pernah membantah Anda."

"Ini kan cara diskusi yang baik, tenang dong," ucap Refly.

"Penjelasan saya selalu diberi tuduhan," kata Abetnego.

"Tenang dulu, tenang tenang," sambung Refly. 

Melanjutkan penjelasannya, Refly menyebut ada upaya pemerintah menutupi defisit anggaran BPJS dengan menaikkan iuran.

Terkait hal itu, ia lantas menyinggung kenaikan iuran BPJS yang sempat dibatalkan oleh Mahkamah Agung (MA).

"Tahun 2018, BPJS itu kan defisit (Rp) 12,2 triliun, kemudian 2019 diperkirakan defisit (Rp) 28 triliun," terang Refly.

"Ketika ada Perpres sebelumnya yang dibatalkan MA, itu ada skenario kenaikan yang memungkinkan BPJS bisa surplus ratusan triliun."

Dalam peraturan yang baru, kenaikan iuran hanya terjadi pada peserta kelas 1 dan kelas 2 BPJS.

Sedangkan untuk kelas 3 masih mendapat subsidi pemerintah hingga akhir 2020.

Baca Juga: 15 Warga di Sidoarjo Positif Covid-19 Akibat Nekat Buka Plastik dan Mandikan Jenazah Terinfeksi Corona

 

Baca Juga: Padahal Wabah Virus Corona Belum Berakhir, Inilah Peristiwa Alam yang Disebut Tengah Menghantui Seantero Dunia Menurut Para Ilmuwan

Terkait hal itu, Refly menyebut keberadaan subsidi itu justru menyusahkan pemerintah daerah.

"Pada waktu itu kemudian sama MA dibatalkan, sekarang dengan kenaikan yang tidak sampai 100 persen ini maka skenario recovery-nya adalah memang ada subsidi di kelas tiga," ujar Refly.

"Tapi jangan lupa subsidi itu jadi beban pemerintah daerah."

"Maka tidak heran wali kota Solo ribut dia karena dia kemudian berutang pada BPJS," sambungnya. (*) Cece/Stylo

Artikel ini telah tayang di suar.grid.id dengan judul "Tuding Pemerintah Naikkan Iuran BPJS Demi Rampas Uang Rakyat, Refly Harun Langsung Kelabakan saat Dilabrak oleh Anggota KSP yang Emosi: Tenang Dulu, Tenang!" Penulis: Ervananto Ekadila

Link: https://suar.grid.id/read/202157416/tuding-pemerintah-naikkan-iuran-bpjs-demi-rampas-uang-rakyat-refly-harun-langsung-kelabakan-saat-dilabrak-oleh-anggota-ksp-yang-emosi-tenang-dulu-tenang?page=all