Stylo.ID - Bukan hanya angka kematian yang semakin bertambah, begitu banyak dampak dari oandemi Covid-19.
Termasuk juga menurunnya perekonomian di berbagai negara, termasuk Indonesia.
Bahkan, hal ini juga membuat Menteri Sri Mulyani terpaksa menyebutkan skenario perekonomian RI.
Seperti yang dilansir Stylo.ID dari Kompas.com, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memaparkan berbagai skenario terkait dampak pandemi virus corona (Covid-19) terhadap perekonomian Indonesia.
Dengan realisasi pertumbuhan ekonomi pada kuartal I-2020 yang tertekan di level 2,97 persen, Sri Mulyani pun menilai skenario berat yang pemerintah tetapkan, yaitu pertumbuhan ekonomi sebesar 2,3 persen hingga akhir tahun, menjadi skenario yang optimistis.
Di sisi lain, pemerintah pun menetapkan skenario sangat berat, yaitu perekonomian Indonesia hanya tumbuh 0,4 persen hingga akhir tahun.
Untuk skenario berat, Bendahara Negara itu menjelaskan, pemerintah memproyeksi bakal terjadi peningkatan jumlah penduduk miskin sebanyak 1,89 juta jiwa dan angka pengangguran baru bertambah 2,92 juta.
"Kalau skenario lebih berat atau sangat berat, kemiskinan bisa meningkat 4,86 juta dan pengangguran 5,23 juta," jelas Sri Mulyani dalam video conference, Senin (18/5/2020).
Untuk mengantisipasi hal tersebut, pemerintah pun telah merancang berbagai langkah untuk pemulihan yang memengaruhi perekonomian nasional baik dari sisi penawaran maupun permintaan.
Di sisi konsumsi, pemerintah melakukan langkah-langkah perluasan subsidi dan bantuan sosial yang disalurkan kepada masyarakat miskisn dan rentan.
"ini untuk menahan merosotnya konsumsi yang sudah terlihat mengalami penurunan tajam. Ini tidak menyubstitusi, tetapi menahan kemerosotan konsumsi agar terjaga di level yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat miskin dan rentan," jelas Sri Mulyani.
Untuk itu, pemerintah pun memperpanjang masa subsidi untuk pelanggan listrik baik 450 VA maupun 900 VA.
Selain itu, juga memperpanjang penyaluran bansos tunai untuk non Jabodetabek dan bansos sembajko Jabodetabek.
Baca Juga: Sejumlah Pasien Covid Alami Ruam di Kaki, Mungkinkah Jadi Gejala Baru Virus Corona?
Untuk subsidi listrik, baik berupa subsidi penuh maupun diskon listrik, masa subsidi diperpanjang dari tiga bulan hingga Juni menjadi enam bulan hingga September 2020.
"Subsidi listrik untuk pelanggan 450 VA yang 24 juta dan 900 VA yang 7,2 juta rumah tangga yang subsidinya adalah dari mulai April sampai Juni di perpanjang sampai dengan September," kata Sri Mulyani.
Lebih lanjut Menkeu itu menjelaskan, untuk perpanjangan masa berlakunya subsidi tarif listrik tersebut, pemerintah mengalokasikan anggaran tambahan sebesar Rp 6,9 triliun.
Dengan demikian, alokasi anggaran untuk subsidi listrik tahun ini menjadi Rp 61,69 triliun.
Sebelumnya, tagihan listrik bagi pelanggan rumah tangga dengan daya 450 VA digratiskan selama tiga bulan.
Sedangkan, untuk pelanggan rumah tangga dengan daya 900 VA mendapatkan diskon sebesar 50 persen untuk jangka waktu yang sama.
Untuk bansos masa pemberian subsidi oleh pemerintah diperpanjang hingga Desember tahun ini.
Dengan demikian maka besaran insentif yang diberikan pun ikut berubah di tiga bulan terakhir menjadi sebesar Rp 300.000 per bulan.
"Dengan perhitungan Juli-Desember menjadi hanya Rp 300.000 per bulan dari yang tadinya Rp 600.000 per bulan," ujarnya. (*) Dinda Stylo
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ini Skenario Terberat Perekonomian RI akibat Covid-19 Versi Sri Mulyani"Penulis: Mutia Fauzia