Miris! Tren Jual Keperawanan Semakin Marak Karena Krisis Ekonomi, Seorang Perempuan Indonesia Laku 19 Miliar dari Transaksi Ini

By Stylo Indonesia, Selasa, 19 Mei 2020 | 11:38 WIB
Fela, seorang gadis asal Indonesia memutuskan untuk bergabung dengan agensi online berbasis di Jerman dan menjual keperawanannya seharga Rp 19 Miliar. (Cover Sumber: Tribunnews.com/ Richard Susilo/ Cinderella Escorts)

Stylo.ID - Krisis ekonomi memang memaksakan banyak pihak untuk melakukan segala cara untuk mendapatkan uang agar bisa bertahan hidup.

Termasuk dengan tren jual keperawanan yang marak terjadi karena adanya krisis ekonomi.

Meskipun hal tersebut bukanlah hal yang terpuji, namun siapa sangka seorang perempuan Indonesia justru turut mengikuti tren jual keperawanan.

Ia nekat menjual keperawanannya dalam sebuah situs.

Baca Juga: Viral Tajuk Indonesia Terserah di Tengah Pandemi, Tim Medis Mulai Menyerah Hadapi Virus Corona?

Tak tanggung-tanggung, wanita bernama Fela ini mengaku menjual keperawanannya dengan harga yang luar biasa.

Terkuak, Fela mengaku kalau menjualnya dengan harga Rp19 miliar.

Seperti apa sih kisahnya?

Mengutip dari Intisari Online yang dilansir dari Grid.ID pada Rabu (12/2/2020), Fela mengikuti seleksi sebuah agensi yang berbasis di Jerman.

Agensi ini bernama Cinderella Escorts (EC) dan memang menyalurkan penjual keperawanan kepada para pembeli dari seluruh dunia.

Sistem jual-beli ini bersifat lelang, di mana penawar dengan harga tertinggi yang akan berhasil.

Baca Juga: Firasatnya Sering Jadi Nyata, Denny Darko Ramal Akan Ada Artis Populer yang Ditinggal Suami Karena Merasa Dikhianati, Siapa?

Lelang Keperawanan Rp19 Miliar, Fela Akan Dinikahi politis Jepang dengan Uang Bulanan Rp317Juta! (Kolase Cinderella Escorts)

Nama Fela bukanlah nama sebenarnya.

Fela adalah nama pemberian dari Cinderella Escort untuknya. Nama aslinya masih dirahasiakan.

Tapi disebutkan ciri-ciri Fela, yaitu:

- Seorang gadis berusia 21 tahun.

- Tinggi badan 160 cm dan berat badan 53 kg.

- Rambut hitam, payudara ukuran biasa, dan tidak pernah menjalani operasi apa pun.

- Tidak bertato dan mata kecoklatan.

Baca Juga: Kabar Baik, Presiden Jokowi Segera Beri Lampu Hijau Sektor Usaha dan Aktivitas Masyarakat Akan Berangsur Normal, Kapan?

Disebutkan juga bahwa pemenang pembeli keperawanan Fela adalah pengusaha asal Jepang.

Kasus seseorang menjual keperawanannya sering terjadi. Rata-rata alasannya karena ekonomi.

Sama seperti Fela yang ingin menafkahi keluarganya.

Tren menjual keperawanan

Tren menjual keperawanan akhir-akhir ini sedang marak di beberapa negara, seperti Jerman, Perancis, Rumania dan negara lainnya.

Motif dari menjual keperawanan ini pun beragam, ada yang beralasan untuk membiayai kuliah, membantu perekonomian keluarga, bahkan ada pula yang hanya ingin mendapat uang untuk berpergian.

Baca Juga: Sudah Ketok Palu, Jokowi Resmikan Kenaikan Iuran BPJS di Tengah Pandemi Corona, Kenapa?

Tarif yang ditawarkan pun tak main-main, nominalnya bisa mencapai £ 1 juta (Rp38 miliar).

Para wanita yang menawarkan dirinya pun dibilang masih sangat muda, mulai 18 tahun.

Biasanya, pelanggan yang mengikuti pelelangan berasal dari para pebisnis kaya.

Jasmine (20) dari Paris menawarkan keperawanannya dengan tarif £ 1 juta (Rp19 miliar) dengan tujuan membantu perekonomian keluarga, berkeliling dunia dan memulai bisnis sendiri.

Aleexandra Kefren (18) dari Rumania menjual keperawanannya pada tahun 2016 dengan tarif sebesar £ 1,7 juta (Rp33 miliar) dan dia tidak peduli keluarga tidak lagi mengakui dirinya jika melakukan tindakan tersebut.

Giselle (19) model dari Amerika menjual keperawanannya dengan harga £ 1 juta untuk membayar biaya kuliah dan bepergian.

Baca Juga: Menyeramkan! Bongkar Mayat Demi Buktikan Ganasnya Virus Corona, Peneliti Justru Terkejut Lihat Organ Dalam Pasien yang Mengerikan

Adalah Cinderella Escort, sebuah agensi yang menaungi para perawan yang ingin menjual keperawanannya untuk sejumlah uang.

Dua orang yang mengatur pelelangan adalah Aleexandra Kefren dan Giselle yang keduanya juga telah menjual keperawanan mereka pada agensi yang sama.

Sementara orang yang menjalankan agensi ini adalah Jan Zakobielski yang menjalankan bisnisnya di kediaman orangtuanya di Dortmund, Jerman dengan sistem website.

Pria yang ingin berhubungan seks dengan para wanita dalam situs tersebut harus membayar uang muka sebesar 40% melalui transfer ke rekening bank Cinderella Escorts.

Sementara pembayaran sisa akan dibayarkan secara tunai kepada wanita yang akan melakukan hubungan seks dengan pria tersebut.

Baca Juga: Prediksinya Hampir Benar, Wirang Birawa Ramal Akan Ada Kabar Terbaru Sekaligus Menggembirakan Bagi Warga Dunia Soal Virus Corona

Harga yang agensi tersebut tawarkan mulai dari £ 1.730 (Rp33 juta) per jam dan agensi tersebut diyakini mengambil 20% dari hasil 'penjualan'.

Para wanita yang mengiklankan diri mereka di situs Cinderella Escort pun telah diperiksa oleh dokter untuk memastikan bahwa wanita tersebut tidak pernah berhubungan seks sebelumnya.

Zakobielski mengklaim bahwa para wanita tersebut juga menjalani tes psikologi dan diberi sertifikat jika mereka lulus.

Tanpa itu semua, mereka tidak dapat bergabung dengan layanan Cinderella Escort.

Baca Juga: Wabah Virus Corona Belum Usai, Anak Indigo Beberkan Ramalan Kurang Baik Soal Hukum Tabur Tuai di Akhir Tahun 2020, Ada Apa?

Para wanita juga dapat membatalkan pertemuan mereka kapan pun jika mereka merasa tidak nyaman atau jika pelanggan tidak terawat dan tidak sopan.

Agensi tersebut juga menolak para wanita yang ingin mendaftar jika mereka melihat ada orang lain yang memaksa wanita tersebut dan mereka tidak ingin menjual keperawanan dengan kemauan mereka sendiri.

Zakobielski telah meraup keuntungan hingga jutaan pounsterling dari bisnis yang dijalankannya tersebut.

Dengan banyaknya pro dan kontra, kenyataannya semakin banyak pula wanita muda yang ingin menjual keperawanannya demi sejumlah uang yang menggiurkan.(Nisa Stylo)

(*)

Artikel ini sudah tayang di GridHype dengan judul Karena Himpitan Ekonomi, Tren Jual Keperawanan Marak Terjadi, Kini Seorang Perempuan Indonesia Kedapatan Kantongi Rp 19 Miliar dari Transaksi Ini

Editor: Ruhil Yumna