Stylo.ID - Belum lama ini, negara Indonesia dengan negara Malaysia sempat bersitegang dengan otoritas kesehatan dunia (WHO).
Hal tersebut terjadi karena adanya imbauan menyesatkan yang dikeluarkan oleh WHO mengenai tanaman yang banyak tumbuh di Indonesia dan Malaysia.
WHO mengenai salah satu tanaman yang banyak tumbuh di kedua negara tersebut.
Bahkan imbauan yang dikeluarkan oleh WHO itu bisa mematikan pasaran dari tanaman penghasil minyak tersebut.
Baca Juga: Kabar Gembira! Presiden Jokowi Resmi Turunkan Iuran BPJS, Jadi Berapa dan Mulai Kapan Berlaku?
Dalam sebuah infografis yang diterbitkan oleh WHO beberapa waktu lalu, otoritas kesehatan dunia ini secara terang-terangan melarang konsumsi salah satu jenis pohon palem-paleman tersebut.
WHO menganjurkan kepada masyarakat khususnya orang dewasa yang tertuang di infografis tersebut untuk tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung saturated fats (lemak jenuh).
Hal itu langsung merujuk pada minyak sawit dan minyak kelapa yang banyak tumbuh dan jadi komoditas dagang di Indonesia maupun Malaysia.
Baca Juga: 14 Hari Jaga Berat Badan Selama Puasa Day 9: Pola Istirahat yang Cukup Selama Puasa
Infografis yang diberi judul "Nutrition Advice for Adults During Covid-19", diterbitkan oleh kantor regional WHO Mediterania Timur, edisi 7 Mei 2020.
Apa yang dikeluarkan oleh WHO tersebut membuat Indonesia dan Malaysia pun geram.
Kegeraman tersebut lantaran apa yang dilakukan WHO ini bukan kali pertama untuk mematikan industri kelapa di dua negara penghasil kelapa sawit terbesar di dunia ini.
Dalam buletin resmi yang dirilis Januari 2019 silam, sebuah tulisan yang bertajuk, "The Palm Oil Industry and Noncommunicable Disesae" diterbitkan oleh WHO.
Tulisan tersebut menggambarkan bahaya dari minyak kelapa sawit sama halnya bahaya dari tembakau dan alkohol yang dikonsumsi manusia.
Menurut WHO konsumsi minyak kelapa berdampak negatif baik bagi manusia dan kesehatan di bumi.
Bahkan pernyataan WHO setahun lalu itu tak pernah meralat penyataannya tersebut.
Oleh kegeraman tersebut, Wakil Menteri Luar Negari, Mahendra Siregar menyurati WHO secara keras.
Ia pun menyarankan agar otoritas kesehatan seluruh dunia itu menciptakan perspektif yang seimbang tentang asupan minyak nabati dalam diet sehat khususnya minyak sawit.
Mahendra pun juga menyindir WHO untuk bisa lebih berhati-hati dalam mengeluarkan saran yang bersifat umum untuk masyarakat dunia.