Bak Bom Waktu yang Meledak, Gubernur Anies Baswedan Sebut Pemerintah Pusat Ada Hutang Rp 2,5 Triliun di Tengah Pandemi Covid-19

By Stylo Indonesia, Kamis, 14 Mei 2020 | 18:20 WIB
Pasien Positif Covid-19 Nyaris Sentuh Angka 200, Anies Baswedan Anggap Jakarta Perlu Di-lockdown, Apa Kabar Pemerintah Pusat? (KOMPAS/WISNU WIDIANTORO | KOMPAS IMAGES/RODERICK ADRIAN MOZES)

Stylo.ID - Kabar terbaru di tengah pandemi corona di Indonesia yang disampaikan Gubernur DKI Jakarta.

Sosok Gubernur Anies Baswedan kini blak-blakan bocorkan hutang pemerintah pusat.

Sindiran tentang pemerintahan Presiden Jokowi masih punya 'utang' kepada pemprov DKI Jakarta.

Hal tersebut diutarakan di hadapan Karni Ilyas di acara Talkshow ILC TV One, Selasa (12/5/2020) malam.

Dirinya sekaligus membenarkan penah gontok-gontokan dengan tiga Menteri Presiden Jokowi soal bantuan sosial atau Bansos.

Baca Juga: Menyeramkan! Bongkar Mayat Demi Buktikan Ganasnya Virus Corona, Penliti Justru Terkejut Lihat Organ Dalam Pasien yang Mengerikan

Bermula saat Karni Ilyas menanyakan asal muasal uang Rp 5,1 triliun yang dituntut Anies ke pemerintah pusat.

Alhasil pemimpin ibukota itu sempat diejek tak punya uang untuk bantu warganya menghadapi masa pelik ini.

"Kenapa ada yang krusial lagi soal anggaran. Soal Rp 5,1 T yang katanya ternyata GUbernur DKI ternyata nggak punya dana untuk 1 juta orang," tanya Karni Ilyas

Seketika dibantah tegas mantan Menteri Pendidikan itu.

Hutang Pemerintah Pusat

"Informasi tentang tidak ada uang itu tidak benar."

"DKI ini sudah mengalokasikan Rp 5 triliun untuk BTT penanganan Covid"

"Ini untuk kesehatan, untuk Bansos, dan untuk pemulihan ekonomi kalau dibutuhkan,"

Dia sekaligus membantah isu miring soal tidak adanya anggaran DKI Jakarta.

"Sehingga secara anggaran, ada anggarannya Alhamdulillah."

"Tentu ada batas dan tidak mungkin anggaran tidak ada batasnya. tetapi untuk Bansos ini kita tidak ada kendala"

Baca Juga: Apa yang Harus Dilakukan Bila Terlanjur Kontak dengan Pasien Positif Corona? Simak Penjelasan Pakar!

Selanjutnya dia membahas keadaan sebenarnya adalah tantangan cashflow atau aliran kas.

Hal tersebut terjadi karena pajak sebagai pendapatan utama DKI Jakarta merosot di masa Pandemi.

Meski demikian pihaknya menjamin dana kas masih sangat aman.

Artikel Berlanjut Setelah Video Berikut Ini

 

Salah satu sumber dana yang membantu cashflow DKI Jakarta aman karena dana bagi hasil dari pemerintah pusat sudah masuk.

"Alhamdulillah kita bersyukur. Yang ini juga sempat dibicarakan cukup panjang. Dana bagi hasil antara pemerintah pusat dan DKI di tahun 2019 nilainya Rp 5,1 triliun," kata Anies.

 

 

Dia menambahkan dana tersebut sempat tertahan di pemerintah pusat.

"Memang sempat belum dibayarkan. Alhamdulillah tanggal 23 April (2020) kemarin itu sudah dibayarkan Rp 2,6 tirliun,"

Artinya pemerintah pusat masih punya utang ke provinsi DKI Jakarta sebesar Rp 2,5 triliun.

"Jadi masih ada sisa Rp 2,5 triliun yang harus dibayarkan dari Kementerian Keuangan kepada Pemprov Jakarta," kata Anies.

"Begitu itu dibayarkan kita memiliki kelonggaran likuiditas,"

"Jadi anggaran insya Allah Ada. Tantangan sempat ada di cashflow tapi dengan kemarin baru 50 persen dari dana bagi hasil dikembalikan kepada Jakarta."

"Kita masih menunggu 50 persen lainnya," jelasnya.

Baca Juga: Bikin Khawatir, Mbah Mijan Mendadak kasih Peringatan Soal Modus Kejahatan di Tengah Wabah Virus Corona

Blak-blakan Diserang 3 Menteri Jokowi

Dalam kesempatan yang sama dirinya juga mengakui ada kesalahpahaman antara dirinya dan tiga menteri terkait Bansos.

Sebelumnya dikutip dari tribunWow, tiga di antara sejumlah pihak yang melayangkan kritikannya yakni Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Menteri Sosial Juliari Batubara, dan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy.

Menurut menyebutkan selama ini ada oknum yang tak paham konsep awal Bansos di DKI Jakarta.

 Baca Juga: Lawan Pandemi Corona Covid-19, Desainer Wignyo Rahadi Galang Donasi dengan Masker Tenun

Ada mengira bantuan akan diberikan kepada warga per orang, padahal justru akan dibagikan per kepala keluarga.

Selanjutnya kata dia, ada pihak yang mengira warga DKI akan mendapatkan bantuan dobel atau dua kali.

Yang sebenarnya terjadi DKI berinisiatif menyalurkan Bansos sembako menggunakan pendanaan dari Pemprov di awal masa PSBB.

Hal ini untuk mengisi kekosongan Bansos pemerintah pusat yang masuk terlambat.

"Tentang dobel. Tidak ada dobel di sini. Karena ini adalah bantuan makanan untuk dikonsumsi,"

"Tujuannya adalah untuk mengisi rongga tadi. PSBB ditetapkan tanggal 10 bantuan dari pemerintah pusat baru mulai tanggal 20 April,". (*) Cece/Stylo

Artikel ini telah tayang di sajiansedap.grid.id dengan judul "Bak Bom Waktu yang Meledak, Tiba-tiba Anies Baswedan Sebut Pemerintah Pusat Punya Hutang Sebesar Rp 2,5 Triliun Ditengah Pandemi Corona" Penuli: Siti Afifah

Link: https://sajiansedap.grid.id/read/102150464/bak-bom-waktu-yang-meledak-tiba-tiba-anies-baswedan-sebut-pemerintah-pusat-punya-hutang-sebesar-rp-25-triliun-ditengah-pandemi-corona?page=all