Sehingga tidak jelas lagi apa definisi masa inkubasi bagi virus COVID19 ini.
Kemungkinan besar menurut saya adalah reinfeksi, atau rekurensi.
Walaupun aneh juga kalau dalam waktu singkat bisa terjadi rekurensi.
Bahwa di dalam jenazah masih bisa bertahan 30 jam, bahkan sekarang mulai banyak penelitian menyatakan virus masih bisa bertahan lebih dari 2 kali 24 jam di dalam jenazah.
Bahwa target Virus ini bukan sekedar membunuh manusia, melainkan membunuh negara.
Bahwa kerusakan yang ditimbulkan virus ketika menginfeksi bukan sekedar demam, batuk, sesak nafas dan sembuh sendiri. Tetapi targetnya adalah kerusakan organ secara cepat maupun perlahan-lahan.
Semua sudah saya katakan satu demi satu dalam postingan saya maupun melalui media mainstream: televisi, radio, dan media online.
Baca Juga: Bukan Masker, Inilah Cara Lebih Ampuh Menangkal Virus Corona
Ini artinya, bahwa pandemi ini sudah beranjak menjadi katastrofi.
WHO hampir setiap hari menyatakan: bahkan sekarang bencana yang sesungguhnya baru dimulai.
Yang kemarin-kemarin berarti belum bencana ya Pak Thedros?
Inilah saatnya, kita betul-betul harus tunduk bersujud, tunduk tafakur, tunduk merunduk serendah-rendahnya, siapapun Anda, apapun latarbelakang Anda, kalau Anda tidak punya dasar argumentasi yang kuat, pesan saya:
Jangan nyinyir!
Saya akan coba terus sampaikan penemuan saya, secara empirikal-saintifik,aplikatif-reflektif-solutif tentang COVID 19, melalui Kuliah Online dan postingan.
Simak baik-baik. Perhatikan baik-baik.
Demikian postingan dari Mantan Direktur Eksekutif dari Clinical Epidemiology dan Evidence Based Medicine Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia-RS Cipto Mangunkusumo itu. (*) Cece/Stylo
Artikel ini telah tayang di hits.grid.id dengan judul "Pantas Penderita Positif Belum Berkurang, Ahli Epidemi Indonesia Peringatkan Penularan Terbaru Virus Corona : Bisa Mengapung Sejauh 8 Meter Ditiup Angin" Penulis: Saeful Imam