Lebih lanjut, Nuning mengatakan bahwa data kematian tersebut lantas diestimasi melalui model SEIQRD (Suceptible-Exposed-Quarantine-Recovery-Death).
Olahan data tersebut lantas digunakan untuk menentukan kasus yang tidak terdeteksi.
"Penentuan parameter yang kami pakai ini bisa jadi mengeluarkan angka yang beda dengan peneliti lain," ujar Nuning.
Meski angka perkiraannya cukup tinggi, Nuning menuturkan bahwa PSBB yang dipilih pemerintah DKI Jakarta merupakan salah satu langkah yang tepat.
Selain untuk menekan jumlah kasus, cara tersebut juga diharapkan dapat memutus rantai penyebaran virus corona.
“Jelas (PSBB) bisa (turunkan potensi kasus Covid-19). Jadi itu, kan estimasi dengan kondisi angka kematian yang tinggi. Sehingga angka kematian akibat Covid-19 bisa ditekan dan potensi total kasus akan lebih rendah," sambung Nuning.