"Kita berada di masa, di mana orang-orang berisiko mengembangkan kebiasaan yang mungkin menyulitkan kualitas tidur mereka untuk kembali normal," kata Martin.
Menurut Martin, pengalaman yang kita miliki, konten yang kita konsumsi, dan visual yang berinteraksi dengan kita benar-benar dapat memengaruhi mimpi kita.
Ini adalah konsep yang disebut penggabungan mimpi, dan terjadi ketika stimulus yang kita temui dalam kehidupan nyata masuk ke dalam mimpi kita.
Baca Juga: Pakai Bikini Seksi Saat Berjemur di Kolam Renang, Tampilan Ayu Ting Ting Sukses Jadi Sorotan!
"Jika kita menghabiskan dua jam melihat berita, atau membaca tentang Covid-19 sebelum tidur, sangat mungkin hal itu akan muncul dalam mimpi kita di malam hari," kata Martin.
Di sisi lain, jika kita terlibat dengan sesuatu yang lebih netral atau bahkan menyenangkan, tema-tema itu lebih cenderung hadir dalam mimpi kita.
Ada alasan lain mengapa mimpi kita sangat meninggalkan kesan.
Sebagian besar mimpi terjadi pada tahap tidur yang paling ringan, yaitu rapid eye movement atau tidur REM.
"Dalam mengingat setiap mimpi kita, kita perlu bangun dari mimpi," katanya. "Fakta bahwa orang mengingat mimpi mereka lebih nyata, kemungkinan karena tidur mereka lebih terganggu."
"Perawatan terbaik untuk mimpi buruk berulang adalah mencoba tidur lebih nyenyak," kata Martin.
Jika tidur kita padat, kita cenderung lebih jarang bangun di malam hari, sehingga mimpi buruk tidak terlalu menyusahkan kita.