Kain Pinawetengan, Tenun Minahasa Sulawesi Utara dalam Busana Siap Pakai oleh Denny Malik

By Mreizghi Alvio Linchia, Jumat, 13 Maret 2020 | 14:26 WIB
Kain Pinawetengan, Tenun Minahasa Sulawesi Utara Dikemas dalam Busana Siap Pakai oleh Denny Malik (Dok. Tim Muara Bagdja)

Kain Pinawetengan telah dipatenkan dan telah tercatat dalam Guiness Book of Record yang diakui sebagai tenun songket terpanjang di dunia dengan panjang kain mencapai 101 meter tanpa sambungan.

KAWAN dipilih menjadi tajuk untuk peresmian Rumah Kain Pinawetengan dan menggambarkan pertemanan (sejak 2009) antara Denny Malik, yang menggarap kreasi busana siap pakai Kain Pinawetengan, dengan pemilik Rumah Kain Pinawetengan, Iyarita Mamoto.

Baca Juga: Jakarta Fashion Trend 2020: Wignyo Rahadi Sulap Tenun Tapanuli Jadi Koleksi Ready To Wear Bertajuk Sahala

KAWAN dipilih menjadi tajuk untuk peresmian Rumah Kain Pinawetengan dan menggambarkan pertemanan (sejak 2009) antara Denny Malik, yang menggarap kreasi busana siap pakai Kain Pinawetengan, dengan pemilik Rumah Kain Pinawetengan, Iyarita Mamoto.

Selain dikenal sebagai aktor dan model, Denny Malik juga berperan sebagai koreografer ternama di Indonesia.

Kain Pinawetengan (Dok. Tim Muara Bagdja)

Kali ini, ia menantang dirinya untuk merancang busana siap pakai dengan bahan Kain Pinawetengan, setelah sebelumnya kerap merancang kostum untuk pertunjukkan.

Baca Juga: Bergaya Etnik, Andien Tampil Eksotis Dalam Balutan Kain Tenun Khas Nusantara

Koleksi yang didominasi busana wanita ini mengusung gaya 3 generasi yang berbeda, mulai dari yang muda hingga yang dewasa.

Kain Pinawetengan sebagai dress (Dok. Tim Muara Bagdja)

Selain mengolah Kain Pinawetengan sebagai songket, wastra ini juga diolah kembali dalam bahan sifon dan hadir dalam macam-macam fashion items.

Koleksi ini dihadirkan khusus dalam acara peresmian Rumah Kain Pinawetengan pada tanggal 12 Maret 2020, di Humble House, Jl. Wijaya II no. 123, Jakarta Selatan.

Baca Juga: Puspa Nusantara, Seragam Pramugari Garuda Indonesia Bahan Tenun Karya Desainer Didiet Maulana

Di rumah kain Pinawetengan ini pengunjung dapat menikmati beragam kain tenun hasil karya para pengrajin di Wale Tenun Pa’Dior (nama Pusat Kebudayaan Sulawesi Utara).

Kain Pinawetengan untuk anak muda (Dok. Tim Muara Bagdja)

Beragam pula aneka tenun ikat yang dibuat dengan tangan yang memakan waktu pengerjaan hingga dua bulan (tergantung kesulitan) untuk satu lembar kainnya. Selembar kain memiliki panjang sekitar 2,5 meter hingga empat meter.

Selain itu terdapat pula aneka tenun songket dengan warna-warna lebih mencolok dengan corak-corak khas Minahasa. Setiap lembar berukuran sekitar 2,25 – 2,50 meter.

Baca Juga: Lestarikan Wastra Nusantara, Sogo Departement Store Indonesia dan BHS Memproduksi dan Menjual Sarung Tenun

Harga rata-rata kain tenun ikat, Rp.1 juta per meter. Untuk tenun songket berharga Rp. 3,5 juta per lembar. Sedangkan kain print dihargai antara Rp. 90.000 per meter hingga Rp. 150.000,- per meter. (*)