Stylo.ID - Indonesia Sharia Economic Festival (ISEF) merupakan wadah integrasi berbagai kegiatan di sektor ekonomi dan keuangan syariah yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia secara berkelanjutan setiap tahun sejak 2014. Perhelatan ISEF 2019 yang memasuki tahun keenam ini digelar pada tanggal 12-16 November 2019 di Jakarta Convention Center dengan mengusung tema “Embracing Sharia Economics For Stronger & Sustainable Growth” sebagai babak baru untuk mengembangkan sektor ekonomi keuangan syariah nasional ke level global dalam mewujudkan Indonesia sebagai rujukan ekonomi keuangan syariah dunia.
Produk fesyen muslim Indonesia dinilai memiliki potensial sebagai komoditi untuk mengintegrasikan kerja sama internasional dan menjadikan Indonesia sebagai pusat industri halal global. Sejalan dengan target yang dicanangkan oleh Pemerintah dalam mewujudkan Indonesia sebagai pusat fesyen muslim dunia. Dengan target untuk memasarkan produk busana muslim Indonesia ke skala global, Bank Indonesia bersinergi dengan Indonesian Fashion Chamber (IFC) dan Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) mempersembahkan “Sustainable & Ethical Fashion” sebagai rangkaian kegiatan ISEF 2019.
Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019 menampilkan etalase karya 78 perancang busana muslim Indonesia melalui pameran Business to Business (B to B) pada tanggal 13-16 November 2019 di Assembly Hall, JCC dan rangkaian fashion show pada tanggal 14 dan 15 November 2019 di Main Stage Plenary Hall, JCC.
Potensi buyer dalam dan luar negeri dihadirkan dalam perhelatan ini untuk dipertemukan dengan para perancang busana muslim Indonesia yang terpilih melalui proses kurasi dan telah dibina untuk mempersiapkan brand dan produk siap ekspor.
Baca Juga: Tren Baju Muslim Lebaran Keluarga Seleb: Dress Hijab Motif ala Mama Amy Qanita Raffi Ahmad
“Potensi pasar fesyen muslim masih terbuka lebar, namun kompetisi lokal maupun global juga semakin ketat. Oleh karena itu, pelaku fesyen nasional mesti mampu menangkap perubahan, berkreativitas dan berinovasi, meningkatkan produktivitas serta memperkuat brand sehingga mampu memenangkan pasar lokal maupun global,” papar Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Destry Damayanti, pada acara pembukaan Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019.
ISEF 2019 menghadirkan Sustainable & Ethical Fashion untuk mengangkat pentingnya sustainable fashion (fesyen berkelanjutan) dan ethical fashion (fesyen etis) untuk pertumbuhan jangka panjang dan kesinambungan lingkungan.
Baca Juga: Karya Desainer Indonesia Merambah ke Pasar Eropa di Fashion Show LA MODE Sur La Seine à Paris
Fesyen etis merupakan salah satu sumber utama pendapatan lokal dan nasional Indonesia yang berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi, lingkungan, sosial, maupun budaya.
Untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan komitmen dan tanggung jawab dari pelaku desain, pengrajin, maupun pemerintah untuk dapat menerapkan fesyen etis. Kini, fesyen etis menjadi model bisnis baru untuk mendapatkan perhatian dan kredibilitas di mata konsumen.
“Industri fesyen muslim Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dan menawarkan keragaman konten lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain sehingga menjadi potensi dan nilai tambah untuk dipasarkan ke skala global dan menciptakan citra bahwa Indonesia telah bersiap sebagai pusat industri halal global. Sinergi antara BI, IFC, dan IHLC akan menciptakan kekuatan dan pengaruh cukup besar dalam ekonomi keuangan syariah tingkat nasional maupun internasional dan pada akhirnya dapat mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” ungkap National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma.
Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019 menghadirkan rangkaian gelaran karya dari 78 desainer muslim Indonesia yang mengaplikasikan konsep fesyen berkelanjutan dan fesyen etis.
Antara lain desainer Vivi Zubedi, Saffana, Itang Yunasz, Rosie Rahmadi, Tuty Adib, Wignyo Rahadi, Dian Pelangi, Irmaintan, Neera Alatas, Defika Hanum, Medina Zein, Jeny Tjahyawati, Lisa Fitria, Ina Priyono, Hannie Hananto, Meccanism, Iva Lativah, Shafira, Khanaan, Sessa by Monika Jufry, Zya & Luana, L by Laudya Cynthia Bella, Elzatta, Oki Setiana Dewi x Irna Mutiara, Sofie, Deden Siswanto, Nurzahra, Rya Baraba, Ayu Dyah Andari, Kursien Karzai, ETU by Restu Anggraini, Nuniek Mawardi, dan lainnya.
Baca Juga: Karya Desainer Indonesia Merambah ke Pasar Eropa di Fashion Show LA MODE Sur La Seine à Paris
“Di bawah ‘rubrik’ gaya-hidup halal, fesyen dan konteks luasnya yaitu hal-ikhwal berpakaian, harus patuh pada pedoman mengenai apa yang dimaksud dengan kehidupan dan gaya-hidup yang sekaligus halal dan thoyyib (baik, sehat, tidak berbahaya, ramah lingkungan). Sepotong hijab, sebagai contoh, harus bisa ditelusur bahan mentah dan material tambahan apa saja yang digunakannya, seberapa bermanfaat atau bermudarat bagi sesama rantai pasokannya sampai ke tangan penggunanya. Begitu pula, seberapa tepat atau berlebihankah sebuah industri dan pasar fesyen di hadapan keadaan masyarakatnya. Oleh karenanya sangat logis apabila kriteria dari produk konsumen yang "ethical" dan "sustainable" sesuai dengan kriteria fesyen Islami,” kata Vice Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) Jetty R Hadi. (*)
#GridNetworkJuara