ISEF 2019 Sustainable & Ethical Fashion Dukung Indonesia yang Berpotensi di Industri Halal Global

By Grace Kencana Pranata, Rabu, 20 November 2019 | 10:28 WIB
ISEF 2019 Sustainable & Ethical Fashion Dukung Indonesia yang Berpotensi di Industri Halal Global (foto : ade_oyot)

Industri fesyen muslim Indonesia telah mengalami peningkatan yang signifikan dan menawarkan keragaman konten lokal yang tidak dimiliki oleh negara lain sehingga menjadi potensi dan nilai tambah untuk dipasarkan ke skala global dan menciptakan citra bahwa Indonesia telah bersiap sebagai pusat industri halal global. Sinergi antara BI, IFC, dan IHLC akan menciptakan kekuatan dan pengaruh cukup besar dalam ekonomi keuangan syariah tingkat nasional maupun internasional dan pada akhirnya dapat mewujudkan Indonesia sebagai kiblat fesyen muslim dunia,” ungkap National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma.

Pagelaran busana oleh para desainer Indonesia dalam ISEF 2019 (PR ISEF 2019)

Sustainable & Ethical Fashion ISEF 2019 menghadirkan rangkaian gelaran karya dari 78 desainer muslim Indonesia yang mengaplikasikan konsep fesyen berkelanjutan dan fesyen etis.

Antara lain desainer Vivi Zubedi, Saffana, Itang Yunasz, Rosie Rahmadi, Tuty Adib, Wignyo Rahadi, Dian Pelangi, Irmaintan, Neera Alatas, Defika Hanum, Medina Zein, Jeny Tjahyawati, Lisa Fitria, Ina Priyono, Hannie Hananto, Meccanism, Iva Lativah, Shafira, Khanaan, Sessa by Monika Jufry, Zya & Luana, L by Laudya Cynthia Bella, Elzatta, Oki Setiana Dewi x Irna Mutiara, Sofie, Deden Siswanto, Nurzahra, Rya Baraba, Ayu Dyah Andari, Kursien Karzai, ETU by Restu Anggraini, Nuniek Mawardi, dan lainnya.

Baca Juga: Karya Desainer Indonesia Merambah ke Pasar Eropa di Fashion Show LA MODE Sur La Seine à Paris

“Di bawah ‘rubrik’ gaya-hidup halal, fesyen dan konteks luasnya yaitu hal-ikhwal berpakaian, harus patuh pada pedoman mengenai apa yang dimaksud dengan kehidupan dan gaya-hidup yang sekaligus halal dan thoyyib (baik, sehat, tidak berbahaya, ramah lingkungan). Sepotong hijab, sebagai contoh, harus bisa ditelusur bahan mentah dan material tambahan apa saja yang digunakannya, seberapa bermanfaat atau bermudarat bagi sesama rantai pasokannya sampai ke tangan penggunanya. Begitu pula, seberapa tepat atau berlebihankah sebuah industri dan pasar fesyen di hadapan keadaan masyarakatnya. Oleh karenanya sangat logis apabila kriteria dari produk konsumen yang "ethical" dan "sustainable" sesuai dengan kriteria fesyen Islami,” kata Vice Chairman of Indonesia Halal Lifestyle Centre (IHLC) Jetty R Hadi. (*)

#GridNetworkJuara