Stylo.ID - Desainer ternama Mel Ahyar jadi salah satu desainer yang kembali menunjukkan koleksi terbarunya dalam sebuah ruang White Cube melalui ajang IPMI Trend Show 2019.
Di samping menjadikan seni sebagai sebuah karya, Mel Ahyar selalu menyampaikan pesan-pesan dan filosofi dalam setiap rancangan yang ia buat dengan tangan kreatifnya, seperti koleksi busananya yang dipamerkan di IPMI Trend Show 2019.
Dalam IPMI Trend Show 2019 kali ini, Mel Ahyar mengusung tema Penti yang terinspirasi dari hasil kekayaan bumi.
Baca Juga : Liliana Lim Pamerkan Koleksi Gracefully Fold di Exhibition White Cube dalam IPMI Trend Show 2019
Koleksi busana bertajuk Penti dari Mel Ahyar terinspirasi dari penduduk NTT, di mana penghasilan utamanya datang dari bercocok tanam, mereka sangat menghargai hasil bumi.
NTT merupakan provinsi yang sangat kaya dengan hasil alam yang berbeda-beda di setiap daerahnya, mulai dari pesisir pantai sampai pegunungan, masing-masing memiliki karakteristik sendiri.
Besarnya rasa penghargaan penduduk NTT akan hasil bumi, setiap tahunnya diadakan upacara Penti, yaitu upacara sebagai ucapan terima kasih terhadap hasil bumi, serta doa untuk kesuburan ke depannya.
Baca Juga : IPMI Trend Show Kembali Hadir Untuk Membaca Tren Mode Tahun 2019
Melihat adanya perbedaan dan karakteristik pada setiap hasil bumi layaknya manusia, Mel Ahyar terinspirasi untuk melihat hasil bumi dan alam sebagai manusia dan menuangkannya lewat fashion.
Dengan menampilkan koleksi Penti dalam instalasi yang memperlihatkan kesinambungan bumi dan manusia, di mana air menggambarkan siklus yang menjadi saksi langsung hubungan manusia dan alam di dalam setiap prosesnya, dari udara jatuh ke bumi, meresap menjadi hasil bumi dan kembali lagi naik ke udara; sebuah siklus yang tak pernah putus, siklus yang selalu memberi.
"Menandakan siklus lengkap, jadi air turun nyerap ke hasil bumi, kemudian balik lagi ke bumi, and then mengalir ke sungai dan balik lagi ke udara, itu instalasi dari koleksi ini," jelas Mel Ahyar saat ditemui dalam acara IPMI Trend Show 2019, di The Hall Senayan City, Jakarta, Selasa (13/11/2018).
Baca Juga : Kultura Hadirkan Busana Motif Geometrik di Ajang Jakarta Fashion Trend 2019
Setiap hasil bumi akan merepresentasikan manusia, dalam bentuk pakaian dengan karakteristik masing-masing yang melekat.
Kopi yang kuat direpresentasikan lewat gaun bersiluet lurus, dilengkapi dengan cape di bagian tangan yang diberi detil bordiran organdi, yang menceritakan tentang proses penanaman kopi sampai panen.
Kemudian ada gaun lurus dengan drop shoulder berbahan crepe silk tebal mewakili tenang dan mewahnya vanili untuk bagian atas dengan detil ikat pinggang yang menggambarkan hasil bumi yang diikat.
Baca Juga : Raegita Zoro Pamerkan Busana Berwarna Neon Bertajuk Cyclone Summer di Jakarta Fashion Trend 2019
Sedangkan rok bagian bawah menggambarkan siklus air irigasi yang mengalir tanpa putus dengan detil beads dan kristal di atas bahan organdi.
Padi yang sabar direpresentasikan oleh gaun dengan siluet mermaid dan bias cutting yang membentuk padi, diperkuat dengan renda halus di antara setiap sambungan potongannya, beading, dan juga kristal yang menjulur.
Selanjutnya kamu akan menemukan anyaman daun lontar yang menjadi ciri khas dari koleksi ini, yang ditampilkan lewat detail pada pakaian.
Baca Juga : Lenny Agustin Hadirkan Batik Xoela Bertajuk Wansosa di Ajang Jakarta Fashion Trend 2019
Salah satunya adalah kemiri yang murah hati, dituang ke dalam gaun dengan detail anyaman yang membentuk 'gendongan' yang menampung kemiri yang terbuat dari sulaman dan kristal.
Daun lontar sendiri pun direpresentasikan oleh satu jaket berbahan crepe silk dan organdi, dengan anyamannya yang membentuk daun lontar dan dihias dengan sulaman tangan.
Semua hasil bumi dikumpulkan dalam satu jaket dengan kantong besar terbuat dari anyaman yang menggambarkan hasil bumi terangkul menjadi satu.
Baca Juga : Hannie Hananto Hadirkan Busana Muslim Bertema Kartun Candy Candy di Ajang Jakarta Fashion Trend 2019
Penggambaran ini menuniukkan daun lontar yang penuh kasih sayang dan dukungan selayaknya hasil-hasil kerajinan anyam daun lontar yang sangat banyak manfaatnya untuk mempermudah dan mendukung pekeriaan penduduk NTT, seperti keranjang, topi, sandal, dan berbagai kerajinan lainnya.
Warna-warna yang digunakan adalah warna yang dekat dengan bumi seperti coklat, hitam, pink, nude, dan salem.
Kesinambungan antar tiap hasil bumi ini menggambarkan penduduk yang rukun, saling mendukung, dan saling menghargai satu sama lain.
Lewat koleksi ini, Mel Ahyar ingin menyampaikan pesan dan harapan agar manusia dapat lebih menghargai bumi dan alam selayaknya sesama manusia.
Baca Juga : Desainer IFC Jakarta Chapter Gelar Jakarta Fashion Trend 2019 Bertajuk Singularity
Mel Ahyar menawarkan tren craftmanship dan sustainibility untuk Spring/Summer 2019, sebagai salah satu bentuk penghargaan terhadap hasil bumi dan karyanya. (*)
KOMENTAR