Stylo Indonesia - Ratu Letizia dan sang suami, Raja Felipe VI baru-baru ini menghadapi amukan warga saat mereka mengunjungi Valencia yang dilanda banjir besar pada Minggu (3/11/2024) waktu setempat.
Dalam kunjungan ke pemukiman warga terdampak banjir, Ratu Letizia dan Raja Felipe dilempari lumpur dan benda-benda lain oleh warga yang kecewa.
Di tengah teriakan "pembunuh" dan "malu" dari kerumunan, Perdana Menteri Pedro Sánchez yang ikut mendampingi raja dan ratu pun tidak luput dari lemparan.
Sang perdana menteri bahkan harus dievakuasi cepat-cepat karena situasi makin tegang.
Banjir yang menghantam wilayah ini memang parah banget dan disebut-sebut yang terburuk di Spanyol dalam beberapa dekade terakhir.
Baca Juga: Kate Middleton Kembali Tampil di Publik Usai Kemoterapi, Penampilan Terbaru Jadi Sorotan
Lebih dari 200 orang meninggal, sementara tim penyelamat masih berjuang mencari korban dan mayat di berbagai area, termasuk parkiran bawah tanah dan terowongan.
Banyak warga merasa pemerintah kurang tanggap dan lambat dalam memberikan bantuan dan peringatan.
Dalam sebuah video yang beredar, terlihat Raja Felipe VI mencoba melangkah di jalan dengan dikelilingi pengawal.
Namun, massa mulai merangsek ke arah raja sambil melemparkan lumpur dan berbagai benda lain.
Walaupun begitu, raja tetap berusaha tenang dan bahkan berinteraksi dengan beberapa warga, sampai memeluk mereka.
Foto-foto menunjukkan wajah dan pakaian Raja Felipe dan Ratu Letizia penuh lumpur, dan tim pengawal pun segera menutup mereka dengan payung sambil berusaha meninggalkan tempat.
Di media social juga tersebar beberapa potret Seorang wanita yang terlihat memeluk Ratu Letizia yang sedang menangis saat keluarga kerajaan Spanyol berkunjung ke kota Paiporta yang dilanda banjir mengungkapkan apa yang sebenarnya dia katakan kepada sang ratu hingga membuatnya terisak.
Wanita korban banjir yang bernama Alicia ini tampak memberikan bahu untuk Ratu Letizia bersandar dan memeluknya dalam rangkaian foto yang viral setelah kunjungan kerajaan pada Minggu kemarin.
Namun, Alicia kini meluruskan cerita itu – ternyata, ia bukan datang untuk menghibur, melainkan untuk menyampaikan kemarahan.
“Orang-orang menelpon saya dari mana-mana, dari Italia, Rumania… mereka mengira saya sedang mencoba menghibur ratu,” kata Alicia kepada media Las Provincias.
“Yang sebenarnya saya katakan kepadanya adalah mereka belum melihat apa-apa dari apa yang kami alami, dan bahwa mereka harus masuk lebih jauh ke dalam kota,” ceritanya, menjelaskan momen yang membuat Letizia sulit menahan emosinya.
“Semua ini seharusnya bisa dihindari.”
Kemarahan Alicia mencerminkan rasa frustrasi yang dirasakan banyak warga Paiporta, kota yang terkena banjir bandang sehingga rumah dan bisnis mereka terkubur lumpur tebal, menewaskan ratusan orang, dan meninggalkan ribuan warga lainnya tanpa akses makanan, air, dan bantuan dasar.
Perdana Menteri Sánchez Tak Luput dari Kemarahan Warga
Perdana Menteri Sánchez dan Kepala Pemerintahan Wilayah Valencia, Carlos Mazón, sempat berada di lokasi sebelum akhirnya harus dievakuasi karena suasana semakin memanas.
Kabarnya, ada yang bahkan melempari mobil sang perdana menteri dengan batu saat ia pergi.
Setelah ia pergi, warga meneriakkan, “Di mana Sánchez?”
Baca Juga: Cantik dan Elegan Kate Middleton di Acara Penobatan Raja Charles III
Seorang remaja bernama Pau (16 tahun) sampai menangis sambil mengatakan kepada BBC, “Kami di sini membantu, tapi pemimpin kami tidak berbuat apa-apa. Orang-orang terus mati. Saya sudah nggak tahan lagi.”
Seorang ibu pun mengungkapkan frustrasinya, “Mereka ninggalin kami. Kami kehilangan segalanya: bisnis, rumah, impian kami.”
Karena situasi makin genting, polisi dan petugas berkuda akhirnya harus turun tangan untuk membubarkan massa.
Rombongan kerajaan tadinya berencana melanjutkan kunjungan ke Chiva, kota lain yang juga terdampak banjir, tapi akhirnya mereka memutuskan untuk menunda perjalanan itu demi keamanan.
Dalam video yang diunggah di Instagram resmi istana, Raja Felipe VI mengatakan bahwa dia memahami “amarah dan kekecewaan” warga yang protes.
Wali Kota Paiporta, Maribel Albalat, mengaku terkejut dengan aksi kekerasan yang terjadi, tapi dia juga mengerti “frustrasi dan keputusasaan” warga yang merasa dibiarkan.
Salah satu anggota parlemen Valencia, Juan Bordera, bahkan menyebut kunjungan raja sebagai “keputusan yang buruk” dan mengatakan kalau “pemerintah tidak mendengarkan peringatan apa pun.” (*)
Clara Ristiani
KOMENTAR