Stylo Indonesia - Stylovers, berhbungan intim antara suami dan istri bisa menjadi momen yang menyenangkan.
Umumnya berhubungan intim dilakukan seminggu 2-4 kali, tergantung kesiapan dari setiap pasangan.
Perbedaan pengalaman dan perasaan soal berhubungan intim biasanya bervariasi antar pasangan.
Faktor seperti kesehatan fisik, kondisi emosional, dan dinamika hubungan setiap pasangan akan berpengaruh pada proses hubungan intim.
Nah, kira-kira, ada enggak sih, pasangan yang melakukan hubungan intim setiap hari?
Bagaimana sih, rasanya berhubungan intim setiap hari?
Berikut ini adalah aspek-aspek yang biasanya dipertimbangan sebelum melakukan hubungan intim setiap hari.
Kesehatan fisik antar individu
Bagi sebagian orang, aktivitas seksual yang teratur dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, memperbaiki kualitas tidur, dan mengurangi stres.
Dengan melakukan hubungan intim setiap hari dapat menyebabkan kelelahan fisik bagi sebagian orang, terutama jika mereka memiliki aktivitas lain yang juga menguras energi.
Baca Juga: Miss V Perih Setelah Hubungan Intim sama Pak Su, Begini Meredakannya
Sering berhubungan intim dapat menyebabkan iritasi atau ketidaknyamanan pada area genital jika tidak ada cukup pelumasan alami atau menggunakan pelumas buatan.
Jalinan hubungan
Kunci dari hubungan intim yang sehat adalah komunikasi terbuka.
Membicarakan kebutuhan, keinginan, dan batasan masing-masing sangat penting untuk memastikan bahwa keduanya merasa nyaman dan puas.
Menjaga variasi dalam aktivitas seksual dapat mencegah kebosanan dan menjaga keintiman tetap menyenangkan dan menggairahkan.
Kondisi emosional psikologis
Mungkin bagi banyak pasangan, berhubungan intim setiap hari dapat memperkuat ikatan emosional dan keintiman, meningkatkan rasa kedekatan dan kebersamaan.
Namun, bagi sebagian orang, ada juga tekanan untuk memenuhi harapan pasangan, yang bisa menyebabkan stres atau kecemasan jika salah satu pihak tidak merasa nyaman atau tidak memiliki gairah yang sama.
Pengaruh norma
Suatu pandangan tentang frekuensi hubungan intim juga dipengaruhi oleh norma budaya, latar belakang pribadi, dan keyakinan masing-masing individu.
Perubahan kondisi hidup antar pasangan
Adanya prubahan seperti kehamilan, masalah kesehatan, tekanan pekerjaan, atau perubahan besar dalam kehidupan dapat mempengaruhi frekuensi dan keinginan untuk berhubungan intim.
Baca Juga: Rekomendasi Musik untuk Hubungan Intim Semakin Romantis dan Hangat
Penting untuk beradaptasi dengan perubahan dan memahami bahwa frekuensi hubungan intim mungkin akan bervariasi dari waktu ke waktu. (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cosmetic Day 2024 Resmi Ditutup dengan Transaksi Sebesar Rp215 Juta Hanya Dalam 4 Hari
KOMENTAR