dok.pribadi
Dina Barber, Founder Indonesia Now
Stylo Indonesia - Memulai sesuatu yang baru bukanlah hal yang mudah.
Dibutuhkan keberanian yang kuat untuk menghadapi risiko dan tantangan yang datang.
Dari pemikiran itulah memperkuat tekad Dina Barber membangun Indonesia Now.
Kecintaannya pada dunia fashion membuat dirinya terpanggil untuk mengenalkan industri fashion Indonesia ke pasar internasional.
Perempuan cantik yang akrab dipanggil Eski ini menceritakan perjalanan dirinya membangun Indonesia Now secara eksklusif pada Stylo Indonesia hingga sukses saat ini.
"Awalnya, di tahun 2014 saya berjumpa dengan almarhumah Ibu Teti Rompis yang waktu itu menghubungi salah satu client saya untuk melakukan show di Cannes, Prancis dan Bu Teti mengajak saya berkeliling dunia memperkenalkan fashion Indonesia. Saya menerima ajakan beliau. Di situ saya berkesempatan datang ke acara Jakarta Fashion Week dan Indonesia Fashion Week, saya melihat industri fashion Indonesia ini memiliki potensi yang sangat besar, sangat disayangkan belum dipasarkan secara serius ke industri fashion internasional," ungkap Eski.
Melihat kesempatan mengenalkan industri fashion Indonesia lebih luas lagi dari network yang dimilikinya, Eski pun mencoba membangun group show dengan nama dulu, Indonesia Diversity yang berhasil terdaftar di New York Fashion Week.
"Banyak sekali yang berubah di zaman Covid, termasuk kata diversity yang dimiliki oleh organisasi Black Live Matters sehingga group show kami diubah namanya menjadi Indonesia Now pada 2022," jelasnya.
Tidak ada masalah tanpa solusi. Itulah yang memotivasi Eski dengan Indonesia Now yang ia bangun saat melihat desainer Indonesia belum memiliki panggung di kancah internasional.
Baca Juga: Srikandi untuk Negeri, Nathasia Elsa Harumkan Tanah Air Melalui Hairess Home®
dok.pribadi
Dina Barber, Founder Indonesia Now di New York Fashion Week
"Kota pertama yang dituju adalah Chicago saat kami mendapatkan undangan dari ITPC Chicago untuk pameran, setelahnya kami ke New York. Waktu di New York kami tidak langsung mengikuti fashion show besar, namun kami mendapatkan kesempatan show kecil beberapa kali. Setelah dua tahun berlalu, akhirnya kami mendapatkan kesempatan show di platform NYFW Official shows," tuturnya.
Bak usaha tidak mengkhianati hasil, para desainer Indonesia yang tampil di New York Fashion Week (NYFW) lewat Indonesia Now miliknya tidak hanya mendapatkan exposure di Amerika, namun juga Eropa dan Middle East.
Di balik kesuksesan Indonesia Now mengenalkan industri fashion Indonesia go intersional, ada peran besar dan perjuangan Eski bersama tim di dalamnya.
"Peran saya mulai dari mengkurasi designers dan brands, membantu mencarikan solusi untuk mereka yang serius berangkat apabila ada masalah dan menjadi fashion consultant mereka karena pihak NYFW percaya dengan designers pilihan saya yang merupakan suatu kehormatan dan beban sekaligus, artinya setiap designers yang saya bawa harus sesuai dengan standar mereka," cerita Eski pada Livi Stylo.
Mantan celebrity fashion stylist ini pun mengungkapkan harus memastikan semua koleksi desainer Indonesia yang ditampilkan harus sesuai dengan tren fashion pada musim tersebut.
Eski juga menyatakan rasa bangganya Indonesia Now berhasil mendapatkan exposure dari media internasional selama hampir 10 tahun hingga saat ini.
"Show kami juga selalu full house dengan undangan yang semuanya related dengan industri fashion. Mulai dari fashion influencers, celebrity, editor hingga buyers. Beberapa media bahkan memberikan statement bahwa fashion Indonesia bukan lagi hidden gem," ungkapnya.
Ia pun berharap setelah berhasil mengenalkan industri fashion Indonesia ke pasar internasional, para desainer dan brand Indonesia bisa berbisnis di Amerika.
Hadirnya Indonesia Now membuahkan hasil yang manis diungkapkan oleh Eski,"Tanggapannya luar biasa, bisa di lihat ketika kami show, video kami di NYFW bisa mendapatkan jutaan viewers ketika live streaming. Menurut mereka textile indonesia juga sangat beragam dan cara designers mengolahnya merupakan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada,"
Untuk mengikuti ajang seperti NYFW yang merupakan fashion show mainstream dan industri, dipaparkan Eski banyak syarat yang harus dikuti, mulai dari kesiapan desainer atau brand dan sudah memiliki bisnis tersebut minimal dua tahun.
Media sosial dan annual sales dari brand yang ingin merambah ke pasar internasional juga dinilai sanggup ke industri fashion internasional atau tidak.
Indonesia Now telah berhasil menjadi jembatan desainer dan brand asal Indonesia yang ingin masuk ke industri global.
Selain di New York, Indonesia Now juga berkerja sama dengan official show di masing-masing kota, seperti London, Paris dan Milan agar hasil yang ingin didapatkan para desainer dan brand tercapai, yakni mendapatkan eksposur internasional dan potential buyers.
Eski sebagai Founder Indonesia Now turut memaparkan hambatan desainer dan brand Indonesia sulit mendunia.
"Sulitnya karena biaya yang tinggi, misalnya untuk fashion week event ini di ikuti oleh brand fashion dunia yang sudah memiliki ratusan toko di seluruh dunia dan harus melakukan show tersebut karena ekosistem bisnis fashion yang mengharuskan mereka melakukan show. Untuk mereka sebuah fashion show hanya memerlukan 6% dari budget promosi. Berbeda dengan Indonesia, meski designers dan brands sudah besar di Indonesia, tetapi untuk berada di sini mereka akan baru mulai lagi dan branding sebelum akhirnya mendapatkan buyers. Selain itu, para designers harus konsisten melakukan show setiap musimnya sehingga para buyers akan melihat keseriusan para brands atau designers tersebut," ungkap Eski.
Adanya Indonesia Now bagi Eski menjadi solusi yang bisa bergotong-royong menanggung biaya tersebut.
Selain itu, meski setiap musimnya berganti-ganti designer atau brandnya, dengan hadirnya Indonesia Now sebagai pintu ke industri fashion internasional para buyers dan media memiliki gambaran fashion Indonesia.
Berprofesi sebagai fashion producers, Eski turut membagikan pandangannya mengenai tren fashion saat ini.
"Tren fashion itu tidak bisa di karang-karang karena sudah ada pakemnya pada setiap musim yang dinamakan" Trend Forecasting " mulai dari warna, desgn, corak, material dan lainnya. Misalnya, kita lihat beberapa season lalu Balenciaga mengeluarkan sepatu sneakers berbentuk kaos kaki, lalu Fendi juga bikin, Balmain bikin itu lagi, semua datangnya dari panggung fashion week dan setelahny turun ke retail mainstream dan mereka membuat sepatu yang mirip juga. Itulah yang dinamakan industri fashionnya," tuturnya.
Bicara tren fashion 2024, Eski melihat warna-warna gelap, celana pendek dan gaya fashion office look akan mendominasi dan disukai banyak orang.(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
PROMOTED CONTENT
REKOMENDASI HARI INI
Rayakan Ulang Tahun ke-20, FIORI Luncurkan Crop Top, Celana Kulot, dan Hijab Edisi Spesial
KOMENTAR