Infeksi juga bisa disebabkan oleh tinta taro yang terkontaminasi, meski seniman tatonya sudah melakukan prosedur yang higienis.
Sebenarnya, proses membuat tato yang melibatkan penusukan jarum pada kulit lalu menyuntikkan tinta ke dalam tubuh pasti ada risiko infeksinya.
Jika Stylovers membuat tato di sekitar kelamin, risiko infeksi pada kelamin bisa diperburuk dengan kondisi kelamin yang tidak sehat serta peralatan yang kotor.
3. Kerusakan pada kulit
Tato di area kelamin bisa menyebabkan jaringan parut alias bekas luka di bagian kulit yang ditato.
Kulit vagina jauh lebih rapuh serta rentan terhadap jaringan parut dibanding bagian kulit lainnya.
Di samping itu, tato di area kelamin juga bisa membentuk granuloma atau peradangan kulit yang muncul di sekitar tinta tato.
4. Komplikasi saat MRI
The United States Food and Drug Administration menyebutkan adanya laporan mengenai orang-orang yang mengalami pembengkakan atau rasa terbakar pada bagian tato mereka saat melakukan pencitraan resonansi magnetik (MRI).
Baca Juga: Kebiasaan Sepele Bikin Miss V Gatal, Hentikan Mulai Sekarang!
Ada pula laporan mengenai pigmen tato yang mengganggu kualitas gambar MRI.
Meski begitu, Stylovers tak perlu terlalu khawatir akan risiko ini.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
MUFFEST 2025, Desainer Yurita Puji Tampilkan Koleksi dari Songket Padang Sawahlunto
KOMENTAR