Fetish tidak sama dengan perilaku erotis Bondage, Dominance, Sadism, dan Masochism (BDSM).
BDSM berfokus pada aktivitas seksualnya.
Misalnya lebih bergairah ketika hubungan seksual melibatkan kegiatan diikat-ikat atau dominasi.
Nah, ini berbeda dengan fetish yang lebih berfokus kepada objek.
Jadi, kurang tepat jika ada orang yang mengatakan bahwa memiliki fetish BDSM.
3. Belum tentu gangguan atau penyakit
Tidak semua fetish itu gangguan atau penyakit lho, Stylovers.
Ada juga kok orang-orang yang hanya memiliki fetish ringan.
Misalnya, dia akan semakin terangsang ketika pasangannya mengenakan sepatu high heels, tapi tidak masalah juga jika pasangannya sedang tidak mengenakannya.
Baca Juga: 10 Jenis Fetish Seksual yang Wajib kamu Ketahui, Cari Tahu Yuk!
Namun kalau fetish sudah menjadi keharusan, itu perlu dikonsultasikan ke psikolog.
Apalagi jika fetish itu sendiri sudah menggantikan relasi dengan pasangan.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cerita Nadila Ernesta Mengalami Psoriasis, Penyakit Kulit Kronis! Bagaimana Penanganannya?
KOMENTAR