“Petruk sebagai karakter wayang punakawan dipinjam dan disajikan ulang dengan stylist yang lebih simpel modern sehingga bisa masuk di isu-isu kontemporer dan menyuarakan problematika kontemporer. Kolaborasi Petruk dengan CMN akan menyuarakan tentang keseimbangan alam lautan,” jelas Hagung.
Ide koleksi Petruk of the Sea telah ada sejak tahun 2022 lalu, berawal dari kecintaan Kelly
Tandiono pada laut.
Apresiasinya pada budaya Indonesia, khususnya wayang, mempertemukan Kelly dengan ilustrator Hagung Sihag dan dalang Nanang Hape.
Pertemuan ini menginspirasinya untuk berkreasi membuat kampanye fesyen, Petruk of the Sea, dengan tema Adam dan Hawa, di mana segalanya bermula.
Melalui fesyen, Kelly ingin menghidupkan Petruk sebagai pahlawan dan penjaga laut.
Koleksi Petruk of the Sea terdiri dari 20 look, diproduksi dengan proses berkelanjutan dan minim limbah.
Sisa bahan pembuatan bikini dan pakaian digunakan untuk membuat produk-produk lain, seperti topi, tas, dan lain-lain.
“Koleksi kali ini tidak hanya tentang look, tapi juga edukasi dan aksi tentang lingkungan laut dan budaya wayang. Harapannya masyarakat lebih sadar untuk mencintai dan menjaga laut dan wayang agar tetap lestari,” tutur Kelly Tandiono, tentang koleksi terbaru Cover Me Not. (*)
Tika Gilang, Geluti Dunia Marketing dan Branding Hingga Jadi Kandidat PhD Lancaster University
KOMENTAR