Stylo Indonesia - Hai, Stylovers! Stylo Indonesia kini hadir dengan kanal Jurnal Pejuang Haid yang berisikan cerita pengalaman para sahabat perempuan atau Stylovers mengenai semua masalah terkait menstruasi.
Melingkupi faktor kesehatan dan psikologis serta yang berujung kepada penampilan kulit, Jurnal Pejuang Haid juga akan berbagi tips bagaimana setiap sahabat perempuan atau Stylovers berdamai dengan nyeri haid yang kerap menyerang.
Jurnal Pejuang Haid yang ke-25 datang dari Novita Ibnati Awalia yang mengalami bahwa haid bisa memberi dampak psikologis hingga memicu episode depresif.
Yuk, simak percakapan Stylo Indonesia dengan Vita tentang pengalaman seputar haid yang informatif lagi inspiratif berikut ini!
Apa saja perbedaan gejala atau reaksi tubuh sepanjang siklus haid?
Vita: "Mendekati masa haid biasanya aku sedih banget. Perasaannya jadi super sensitif, apapun bisa bikin sedih. Bahkan ini bisa berlangsung seminggu sampai haid.
Saat haid berlangsung, di hari 1-2 biasanya badanku kram dan pegal-pegal. Dibuat rebahan pun enggak enak badannya, jadi aku lakukan sedikit peregangan untuk mengurangi pegal-pegal itu.
Kalau sesudah haid biasanya aku semangat banget untuk menjalani hidup, mulai dari bersih-bersih kamar, dan lebih intensif merawat diri.”
Apa saja cerita yang dialami terkait masalah psikologis seputar siklus haid?
Vita: "Haid cukup berpengaruh di kondisi mentalku. Aku pasien dengan diagnosis F32.3 yang berjuang dengan perubahan suasana hati dan masalah hormonal.
Haid bisa menjadi pemicu bagi aku untuk masuk ke episode depresif, kadang sadar kadang enggak.
Tapi aku selalu usahakan konsultasi ke dokter untuk dapat penanganan yang tepat agar gangguan suasana hati terutama jelang haid dan saat haid ini enggak jadi gangguan untuk melakukan kegiatan sehari-hari."
Apa saja cerita yang dialami terkait masalah kesehatan seputar siklus haid?
Vita: “Kalau kondisi mental sedang stabil biasanya cuma sehari saja nyeri dan pegal-pegalnya, kalau sedang tidak stabil bisa 3 hari karena haidnya bisa berlangsung 10 hari.”
Apa saja cerita yang dialami terkait masalah kulit seputar siklus haid?
Vita: "Kalau masalah kulit, biasanya jerawat karena hormonku kadang tidak stabil. Jadi selalu ada jerawat batu yang muncul saat haid."
Apakah ada cara tertentu dari kamu untuk mengatasi masalah nyeri saat haid?
Vita: "Biasanya aku minum jamu kunir asem dengan sirih di pagi hari, lumayan mengurangi pegal-pegal dan nyerinya.
Kalau sedang di puncak sakitnya, aku pakai bantal hangat di perut. Kalau terasa mendingan aku melakukan peregangan."
Lebih condong memilih pembalut yang seperti apa?
Baca Juga: Jurnal Pejuang Haid Annisa Suminar: Sering Makan Sayur dan Olahraga Agar Haid Rutin!
Vita: "Aku lebih memilih pembalut yang ada kandungan mint, untuk dipakai sehari-hari menurutku lebih nyaman dan menyamarkan bau darah saat haid.”
Apakah pernah menggunakan alat lain untuk menampung darah haid selain pembalut? Jika pernah, bagaimana perbandingannya?
Vita: “Belum pernah coba selain pembalut sekali pakai sih, tapi aku penasaran sama cup menstruasi. Cuma masih takut aja.”
Apakah siklus haid terjadi secara rutin dan sesuai waktunya?
Vita: "Siklus haidku sebenarnya tidak teratur karena kondisi mental juga. Keduanya saling berpengaruh.
Kadang bisa 2 minggu selesai haid sudah haid lagi, dan satu siklus itu berlangsung bisa sampai 10 hari. Kalau kondisi mental sedang stabil biasanya siklusnya hanya 5-6 hari setiap 35 hari.”
Apakah ada rutinitas tertentu yang kamu lakukan dalam mengontrol siklus haid?
Vita: “Aku buat jurnal pribadi yang mencakup siklus haid dan perbuahan suasana hati. Jadi cukup membantu untuk melacak diri sendiri.”
Apakah ada pengalaman tidak terlupakan seputar haid yang pernah kamu alami?
Vita: "Pernah nyeri haid sampai tidak kuat bangun dari tempat tidur. Saat itu berbarengan terkena Covid, badan rasanya enggak karuan.
Darah haid terus-terusan keluar sampai harus ganti pembalut setiap 3 jam. Saat itu langsung cek ke obgyn karena takut ada penyakit yang berbahaya.
Baca Juga: Jurnal Pejuang Haid, Haid Telat Enggak Melulu Karena Kehamilan
Ternyata karena hormon dan stress, dibarengi Covid jadi gejalanya cukup parah.”
Bagaimana kamu menyikapi pengalaman tersebut?
Vita: "Pertama dari fisik, konsumsi makanan sehat dan suplemen agar fisik pulih. Pas sudah mendingan, mulai kegiatan yang bisa menyalurkan emosi sehingga nggak banyak memendam sendiri.
Pesan untuk Pejuang Haid di luar sana?
Vita: "Jangan mau kalah sama siklus haid! Rasa sakit saat haid memang nyata dan berbeda-beda di setiap orang, tapi kita punya kekuatan untuk melawannya tiap bulan.”
Itu dia cerita lengkap perjalanan pejuang haid, langsung dari Novita Ibnati Awalia yang telah dirangkum Stylo Indonesia.
Bagi kamu yang juga ingin berbagi cerita mengenai perjuangan menjalani siklus haid dan ingin menularkan semangat positif kepada Stylovers yang juga pejuang haid lainnya, kamu boleh mengirimkan email ke stylo@gridnetwork.id atau DM ke Instagram @stylo.indonesia, ya!
Semangat, ya, untuk semua pejuang haid! Stylo Indonesia selalu bersama kamu dan siap mendampingi kamu! (*)
Baca Juga: Jurnal Pejuang Haid, Tips Memilih Pembalut Agar Darah Haid Enggak Bocor!
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Rayakan Ulang Tahun ke-20, FIORI Luncurkan Crop Top, Celana Kulot, dan Hijab Edisi Spesial
KOMENTAR