Sampai saat ini, tidak ada bukti ilmiah yang kuat yang menunjukkan hubungan langsung antara konsumsi daging sapi dan jerawat.
Jerawat cenderung lebih dipengaruhi oleh faktor seperti produksi sebum berlebih, peradangan, dan penumpukan sel kulit mati.
2. Faktor Lain
Penelitian telah menunjukkan bahwa hormon, terutama hormon androgen, memainkan peran penting dalam perkembangan jerawat.
Produksi sebum berlebih yang terkait dengan perubahan hormon dapat menyumbang pada jerawat.
Selain itu, faktor-faktor seperti pola makan yang tinggi gula, makanan olahan, dan produk susu memiliki keterkaitan yang lebih jelas dengan jerawat daripada konsumsi daging sapi.
3. Perbedaan Individu
Respons kulit seseorang terhadap makanan dapat bervariasi.
Beberapa orang mungkin mengalami pemperburuk jerawat setelah mengonsumsi makanan tertentu, termasuk daging sapi, tetapi ini tidak berlaku untuk semua orang.
Setiap individu memiliki keunikan dan faktor-faktor lain dalam gaya hidup dan perawatan kulit yang dapat berperan dalam perkembangan jerawat.
Baca Juga: Berapa Kalori dalam Sate Kambing? Apakah Sehat atau Tidak?
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
ShopTokopedia dan Tasya Farasya Wujudkan Kecantikan yang Inklusif Lewat Kampanye Semua Jadi Syantik
KOMENTAR