Stylo Indonesia - Perhelatan SPOTLIGHT Indonesia yang diselenggarakan oleh Indonesian Fashion Chamber (IFC) bertabur karya dari desainer fesyen tersohor di Indonesia.
SOTLIGHT Indonesia berlangsung pada tanggal 1-4 Desember 2022, di Great Hall Pos Bloc Jakarta, dengan tema Celebrating Diversity.
Beberapa karya koleksi desainer ternama ditampilkan di runaway, termasuk salah satu founder Indonesian fashion Chamber (IFC), Lisa Fitria.
Pada saat closing ceremony di hari ke-4, Lisa Fitria turut menampilkan koleksi Teman Tapi Mesra atau biasa disingkat dengan TTM.
Lisa Fitria mengartikan teman adalah sebagai support system yang telah mempengaruhi banyak hal positif dalam perkembangan pendewasaan hidup maupun karirnya.
Hal ini sangat banyak memberikan andil baginya terutama sebagai perancang busana yang telah berkiprah selama hampir 14 tahun.
Menjadi salah satu founder IFC dimaknai oleh Lisa sebagai suatu berkah dari Tuhan yang telah memberikan kepadanya sebuah keluarga kedua yang harmonis.
Ia menemukan tempat yang nyaman untuk saling belajar, berbagi dan bebas berekpresi dalam berkarya.
Meskipun kadang timbul perdebatan, perselisihan namun tetap saling menyayangi dan merindukan satu sama lain.
Berangkat dari hal ini, lahirlah koleksi Teman Tapi Mesra dengan karakteristik warna hitam putih monochrome.
Warna ini memiliki pesan bahwa telah banyak yang dilewati dalam suka dan duka selama bersama dengan keluarga yang tergabung di IFC.
Selain warna hitam, terdapat highlight warna orange sebagai arti bahwa IFC telah memberikan banyak manfaat secara materi hingga non materi pada perubahan hidup bagi Lisa.
Kemudian untuk motif yang Lisa gunakan terinspirasi oleh motif Tenun Pahikung dari Sumba Nusa Tenggara Timur yang diaplikasikan pada bordir itik.
Teknik bordirnya menggunakan mesin jahit manual kecil karya pengrajin dari Kudus, yaitu Bordir Larisma yang masih konsisten melestarikan tehnik Bordir itik sampai saat ini.
Kelebihan bordir ini menampilkan tekstur bordir yang unik berupa titik titik benang yang kecil kecil rapat dan benang hasil bordiran terlihat lebih cerah.
Kain yang digunakan dalam koleksi ini banyak variasi yang digunakan antara lain Organza Silk, Raw silk, 100% Katun, Linen, Jersey, Tulle dan poly suiting.
Tedapat 8 look dihadirkan di runaway dengan tampilan yang terdiri dari coat, skirt, kulot, celana midi, blouse, jaket bomber, blouse oversize, serta dress panjang.
Untuk melengkapi tampilan koleksi TTM ini Lisa Fitria berkolaborasi dengan SIMA shoes karya Kraznaya.
Tidak hanya itu, sebagai penyempurna lainnya, untuk keseluruhan koleksi Lisa juga menggandeng desainer tas HERVIOLET.
Secara konsisten brand tas ini mengangkat Wastra Indonesia, khususnya menggunakan material tenun handmade (Tenun Gedog) dari Sumba dalam bentuk tas hobo, tote bag, sling bag, duffle bag dan bucket bag.
Ternyata beberapa pelajaran hidup bisa juga dituangkan dalam bentuk karya fesyen ya, Stylovers! (*)
KOMENTAR