Berangkat dari hal ini, lahirlah koleksi Teman Tapi Mesra dengan karakteristik warna hitam putih monochrome.
Warna ini memiliki pesan bahwa telah banyak yang dilewati dalam suka dan duka selama bersama dengan keluarga yang tergabung di IFC.
Selain warna hitam, terdapat highlight warna orange sebagai arti bahwa IFC telah memberikan banyak manfaat secara materi hingga non materi pada perubahan hidup bagi Lisa.
Kemudian untuk motif yang Lisa gunakan terinspirasi oleh motif Tenun Pahikung dari Sumba Nusa Tenggara Timur yang diaplikasikan pada bordir itik.
Teknik bordirnya menggunakan mesin jahit manual kecil karya pengrajin dari Kudus, yaitu Bordir Larisma yang masih konsisten melestarikan tehnik Bordir itik sampai saat ini.
Kelebihan bordir ini menampilkan tekstur bordir yang unik berupa titik titik benang yang kecil kecil rapat dan benang hasil bordiran terlihat lebih cerah.
Kain yang digunakan dalam koleksi ini banyak variasi yang digunakan antara lain Organza Silk, Raw silk, 100% Katun, Linen, Jersey, Tulle dan poly suiting.
Tedapat 8 look dihadirkan di runaway dengan tampilan yang terdiri dari coat, skirt, kulot, celana midi, blouse, jaket bomber, blouse oversize, serta dress panjang.
Untuk melengkapi tampilan koleksi TTM ini Lisa Fitria berkolaborasi dengan SIMA shoes karya Kraznaya.
Tidak hanya itu, sebagai penyempurna lainnya, untuk keseluruhan koleksi Lisa juga menggandeng desainer tas HERVIOLET.
Secara konsisten brand tas ini mengangkat Wastra Indonesia, khususnya menggunakan material tenun handmade (Tenun Gedog) dari Sumba dalam bentuk tas hobo, tote bag, sling bag, duffle bag dan bucket bag.
Ternyata beberapa pelajaran hidup bisa juga dituangkan dalam bentuk karya fesyen ya, Stylovers! (*)
KOMENTAR