Cuka apel, atau ACV, dipercayai sebagai pengobatan rumahan untuk banyak penyakit (salah satunya jerawat).
Oleh karena itu, banyak yang mulai melirik sifat asamnya dengan harapan dapat menyembuhkan jerawat.
Diperkirakan karena ACV mengandung asam seperti asam asetat dan asam sitrat, dapat digunakan untuk melarutkan sel kulit mati dan mengurangi bakteri seperti pembersih wajah lainnya.
Selain itu, banyak yang berpikir karena merupakan produk alami, menggunakan ACV untuk jerawat akan lebih baik untuk kulit daripada "bahan kimia yang keras".
Namun, cuka apel untuk jerawat mungkin bukan solusi kulit terbaik, asam ini jika dibiarkan tidak seimbang dapat sangat merusak kulit.
Asam yang ditemukan dalam ACV, asetat dan sitrat, sangat kuat dan ditemukan dalam konsentrasi tinggi dalam cuka.
Bahkan setelah membuat larutan encer, asam ini sebenarnya bisa menyebabkan luka bakar jika dibiarkan terlalu lama di kulit.
Meski tidak langsung membakar, bahan tersebut masih dapat menyebabkan kekeringan, kemerahan, dan membuat kulit lebih reaktif.
Kualitas asam cuka sari apel, bahkan cuka sari apel organik, berpotensi mengubah keseimbangan pH kulit.
Tingkat pH alami kulit antara 4,7 dan 5,75, sedangkan cuka sari apel memiliki pH sekitar 2-3.
Dengan 1 pada skala yang paling asam, dan 7 benar-benar netral, itu berarti cuka sari apel lebih asam daripada kulit.
Hal ini dapat membunuh bakteri yang bermanfaat bagi kulit dan mengganggu tingkat pH alami kulit dapat menyebabkan peradangan.
Peradangan terjadi ketika sistem kekebalan bergegas ke noda individu yang menyebabkannya membengkak, semakin menyumbat pori-pori.
Peradangan ini bisa memperparah jerawat hingga menyebabkan breakout, lo, Stylovers!
Oleh sebab itu, jangan sembarangan mengikuti DIY skincare terutama untuk kamu yang punya kulit acne-prone dan sensitif, ya! (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR