Stylo Indonesia - Stylovers, sudah tahukah kamu bahwa ternyata skincare tidak bisa mengobati jerawat?
Yup, fakta bahwa skincare tidak bisa mengobati jerawat ini diungkapkan oleh seorang dokter.
Kabar bahwa skincare tidak bisa mengobati jerawat ini mungkin membuat sejumlah Stylovers bingung, kemudian harus pakai apa untuk mengatasi jerawat?
Dilansir dari Kompas.com, dr. Anthony Handoko, SpKK, FINSDV selaku dokter spesialis kulit dan kelamin di Klinik Pramudia menjelaskan bahwa skincare tidak bisa mengobati jerawat.
Yuk, simak penjelasan mengapa skincare tidak bisa mengobati jerawat menurut dokter spesialis kulit dan kelamin berikut ini!
Dr. Anthony mengingatkan bahwa skincare ternyata bukan perawatan kulit yang tepat untuk mengatasi jerawat.
Hal ini disampaikan oleh dr. Anthony, melihat situasi dalam beberapa dekade terakhir, di mana terjadi kesalahpahaman pada masyarakat soal jerawat dan cara mengatasinya.
Kesalahpahaman ini menjadi lebih tidak terarah dengan maraknya penjualan produk kosmetik bebas yang memberikan klaim penyembuhan penyakit jerawat secara instan, serta mitos-mitos yang salah.
Akibatnya, banyak sekali masyarakat yang menganggap bahwa jerawat bisa diobati dengan pemakaian skincare.
Namun faktanya, dr. Anthony menegaskan bahwa skincare bukanlah pengobatan yang baik untuk permasalahan jerawat.
Sebab, Acne Vulgaris atau jerawat termasuk dalam kategori Disease of the skin dan subcutaneous tissue atau dikategorikan sebagai penyakit kulit.
“Skincare itu fungsinya untuk merawat kulit yang sudah normal sehat. Sedangkan, jerawat ini kan penyakit, dan ini butuh skin treatment bukan skincare,” jelas dr. Anthony.
Skincare adalah produk perawatan atau kosmetik yang dijual bebas tanpa resep, untuk kondisi kulit yang tidak bermasalah.
Sedangkan, perawatan kulit atau skin treatment merupakan pengobatan dengan pemberian obat yang membutuhkan resep dokter, baik obat oral maupun obat oles, topikal, dan tindakan medis spesialistik.
Menurut dr. Anthony, pengobatan jerawat yang benar adalah pengobatan yang terukur kemajuannya.
Artinya, pengobatan harus diberikan secara bertahap dalam jangka sedang hingga panjang, bukan dengan pengobatan instan.
Untuk mengobati jerawat, juga diperlukan komitmen, disiplin, dan kerjasama pasien dalam mengikuti instruksi dokter agar pengobatan dapat berjalan dengan baik, benar, dan tepat.
“Karena pengobatan jerawat merupakan pengobatan yang terukur, maka tidaklah benar apabila obat yang digunakan mengulang obat yang sama tanpa batas waktu, seperti menggunakan kosmetik atau obat bebas atau makeup,” jelas dr. Anthony.
Pengobatan terhadap jerawat juga bisa berbeda-beda untuk setiap orang lho, Stylovers.
Sebab, pengobatan untuk orang yang memiliki jerawat perlu disesuaikan dengan tingkat keparahan dan lokasi jerawatnya.
“Semakin parah dan luas lokasi jerawat, maka diperlukan pengobatan yang berbeda sesuai dengan tingkat keparahan, mulai dari pemberian resep obat topikal atau oles, oral dan tindakan medis yang diperlukan,” tambah dr. Anthony.
Anthony juga menjelaskan bahwa setelah jerawat ditangani dengan tepat, maka baru bisa dilanjutkan dengan skincare sebagai perawatan wajah dengan kondisi normal.
Ia menekankan, dikhawatirkan jika wajah dengan jerawat hanya diberi skincare, justru bisa membuat jerawat semakin parah, apalagi jika tidak sesuai pemicu utama jerawat tersebut.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai mengapa skincare tidak bisa mengobati jerawat menurut dokter spesialis kulit dan kelamin. Ternyata, diperlukan pengobatan dari ahli, nih! (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR