Blair Murphy-Rose, MD, FAAD, merupakan dokter kulit bersertifikat di Medis Dermatologi dan Bedah Kosmetik Kota New York, menyebutkan bahwa sunblock kerap mengandung zinc oxide dan titanium dioxide.
Hal ini memungkinkan sunblock menjadi penghalang utama antara kulit dan sinar matahari yang berbahaya.
Dr. Murphy-Rose sering mengatakan sunblock lebih efektif daripada sunscreen.
Hal ini disebabkan zinc oxide dan titanium dioxide saat ini merupakan satu-satunya bahan yang memenuhi persyaratan Food and Drug Administration untuk diberi label GRASE (Umumnya Diakui sebagai Aman dan Efektif).
“Bahan aktif dalam sunblock juga dianggap lebih aman bagi lingkungan,” kata Dr. Murphy-Rose.
“Penghancuran terumbu karang merupakan masalah lingkungan yang utama, jadi penting untuk memilih pelindung matahari yang mengandung bahan aktif yang aman bagi terumbu karang.” lanjutnya.
Baca Juga: Gak Lengket Anti Dempul! Ini 3 Sunscreen Lokal Murah Harga di Bawah Rp80 Ribu
Sunscreen mengandung bahan kimia seperti avobenzone, octocrylene, homosalate, octisalate, octinoxate, dan oxybenzone, serta lainnya.
Meskipun ini memberikan perlindungan matahari yang kita butuhkan, Dr. Murphy-Rose mengatakan hal ini masih belum cukup mengetahui seberapa berpotensi merusaknya sunscreen bagi tubuh dengan penggunaan jangka panjang.
Selain itu, sunscreen juga perlu re-apply lebih sering, serta membutuhkan lebih banyak waktu untuk meresap ke dalam pori-pori kulit.
“Karena sunscreen tidak menciptakan perisai pelindung kulit, ia cenderung tidak memberikan banyak perlindungan terhadap banyak kondisi yang disebabkan oleh sinar matahari seperti perubahan pigmentasi dan rosacea dibandingkan dengan sunblock,” terang Dr. Murphy-Rose.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR