Mengenai gelombang 3 Covid-19, jika sampai terjadi maka luar pulau Jawa akan paling banyak berkontribusi dan terdampak.
Menurutnya, daerah mana saja yang akan mengontribusi paling banyak kasus selama gelombang ketiga pandemi Covid-19 adalah luar Jawa.
"Luar Jawa ini hampir samalah, Sumatera, Kalimantan, termasuk Papua, Nusa Tenggara, kecuali Bali. Jawa Bali kan sudah. Tapi harus diingat bahwa Jawa Bali sekalipun daerah perifernya, pedesaan, perkampungan itu akan berpotensi berkontribusi," jelasnya, dikutip dari Merdeka.com (1/10/2021).
Setidaknya, lanjut Dicky, angka kematian meningkat, kalau kesakitan, karena jumlah testing, tracing yang rendah itu membuat tidak terlalu kentara. Sekarang sudah kelihatan angka kematiannya meningkat.
Baca Juga: Tren Warna Makeup 2022: Cek Update Perubahan Warna Makeup di Masa Pandemi dari Pakarnya!
Sedangkan untuk di pulau Jawa, menurut Dicky tidak terlalu.
"Namun, potensinya bisa begini, karena aglomerasi khususnya Jabodetabek karena kapasitas testing, tracing jauh lebih baik dibanding aglomerasi lain, maka bisa terkesan mereka banyak lagi. Tapi sebetulnya karena testingnya dan kecenderungan orang kota untuk datang ke faskes kalau sakit. Beda dengan luar Jawa ataupun perifer, kalau sakit ya di rumah sajalah, enggak dites, pemerintahnya juga kan enggak proaktif."
Jikalau memang terjadi gelombang 3 pandemi Covid-19 di Indonesia, untuk aglomerasi jelas sudah siap menghadapinya, secara kemampuan saat ini, ditambah lebih proteksi karena jumlah cakupan vaksinasinya aglomerasi ini jauh lebih banyak daripada luar Jawa dan perifer.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Mengenal Betty Epsilon Idroos, dari Asisten Dosen Hingga Perempuan Satu-satunya di Jajaran Komisioner KPU RI
KOMENTAR