Dilansir dari Coveteur, menurut Drew Schaefering, pendiri Cruxe dan master stylist, pakar editorial, dan pendidik senior di Rob Peetoom Salon Williamsburg, untuk melakukan hal tersebut, diperlukan perawatan yang bisa menjaga keseimbangan asam dan basa pada rambut.
“Rambut yang sehat seharusnya terlihat seperti sisik ikan, dengan setiap kutikula terletak rata di atas satu sama lain, menciptakan segel yang melindungi korteks bagian dalam rambut,” ujar Drew Schaefering.
Ketika kutikula itu putus, mereka membuat pori-pori di lapisan luar rambut, yang membuat bagian dalam rambut rentan terhadap dehidrasi dan kerusakan.
Hal ini juga dikenal sebagai porositas rambut, yakni kemampuan rambut untuk menyerap dan mempertahankan kelembapan, warna atau jenis cairan apapun yang berada di lapisan kutikula.
Baca Juga: 3 Hair Tonic Ginseng untuk Atasi Rambut Rontok dan Berketombe
Jadi bisa dikatakan, kelebihan protein adalah apa yang terjadi ketika seseorang menggunakan produk protein secara berlebihan dalam rutinitas perawatan rambut mereka.
Cara yang paling tepat untuk menyembuhkan dan menghindari kerusakan yang diakibatkan kelebihan protein pada rambutmu, ialah dengan tidak terlalu sering menggunakan catokan, hair dryer atau alat styling apapun yang mengeluarkan panas.
Untuk mengeringkan rambut, kamu cukup menepukkan secara halus handuk pada rambut.
Hal lain lainnya yang perlu di ingat untuk menggunakan produk perawatan rambut secukupnya saja.
Jika rambutmu sudah mengalami tanda-tanda kerusakan akibat kelebihan protein, sebaiknya segera berhenti dulu dari penggunaan produk tersebut ya agar rambutmu bisa kembali sehat dan berkilau. (*)
#SemuaBisaCantik
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR