Rambut dapat mengalami kerusakan jika terdapat kelebihan protein di dalamnya.
Kelebihan protein ini bisa disebabkan karena terlalu sering menggunakan produk perawatan rambut yang mengandung bahan-bahan seperti keratin, kolagen terhidrolisis, dan asam amino.
Selain itu melakukan aktivitas styling rambut dengan menggunakan alat yang bersifat mengeluarkan panas, seperti mencantok dan mengeringkan rambut menggunakan hair dryer.
Dilansir dari Coveteur, menurut Drew Schaefering, orang yang telah lama menggunakan produk perawatan rambut berprotein tinggi membutuhkan waktu pemulihan lebih lama dibandingkan orang yang baru menggunakannya.
Baca Juga: Tren Rambut 2021: 7 Gaya Rambut Ikonik Era 2000-an Digandrungi Seleb Hollywood!
“Jika kamu menggunakan produk perawatan rambut tersebut selama enam bulan terakhir, maka kamu membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menghilangkan penumpukan protein di rambutmu, daripada seseorang yang menggunakan produk perawatan tersebut dalam waktu yang relatif lebih singkat,” ujarnya.
Kedua hal tersebut, selain bisa mengakibatkan kelebihan protein pada rambut, juga bisa mengakibatkan porositas rambut.
Porositas rambut yakni berkurangnya kemampuan rambut untuk menyerap dan mempertahankan kelembapan, warna atau jenis cairan apapun yang berada di lapisan kutikula.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR