Memiliki rambut keriting dan kulit berjerawat membuat Karina sering menerima perilaku body shaming dari orang-orang di sekitarnya.
“Punya rambut keriting membuat aku sering diejek seperti singa atau pohon bonsai. Ditambah punya bulu kaki yang banyak membuat aku sering dikatai seperti laki-laki bukan perempuan,” ujar Karina mengawali kisahnya penuh haru.
Padangan aneh dari orang-orang sekitarnya menjadi makanan sehari-hari bagi Karina hingga membuat dirinya sedih dan terpuruk.
Bekerja di pusat perbelanjaan dan bertemu banyak orang membuat Karina harus menghadapi perilaku body shaming dengan lapang dada.
Tatapan aneh dari orang-orang yang ditemuinya setiap hari, alhasil membuat Karina merasa minder, tidak percaya diri dan sering membanding-bandingkan dirinya dengan perempuan lainnya.
“Hasilnya jerawatku bukannya sembuh tapi semakin banyak dan rambutku rontoknya jadi berlebihan karena stres melihat kondisi fisikku yang sering mendapat cibiran,” ujar Karina sembari mengusap air matanya.
Perilaku body shaming yang diterimanya itu dirasakan Karina hampir 4 tahun lamanya.
Di tengah perisakannya melawan perilaku body shaming dari orang-orang di sekitarnya, dirasakan Karina terjadi perubahan pada fisiknya.
“Jerawatku mulai muncul banyak dan aku mulai mengurangi menata rambutku menggunakan catokan karena mengalami kerontokan yang hebat,” tuturnya.
Menurutnya, stres dan panas dari catokan yang ia gunakan setiap hari merupakan penyebab kerusakan pada rambutnya.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR