Stylo Indonesia - Hai Stylovers, kali ini Stylo Indonesia edisi Ramadan Menawan akan membagikan cerita terpilih pengalaman Pertama Kali Berhijab yang inspiratif dan seru.
Cerita Pertama Kali Berhijab di hari ketujuh belas di bulan Ramadan Menawan ini datang dari Wulandari Pramesti Cahya Ningrum yang berusia 24 tahun nih, Stylovers.
Ada cerita menarik dan inspiratif dari Wulan soal Pertama Kali Berhijab. Yuk, simak percakapan Stylo Indonesia dengan Wulan.
1. Bagaimana Cerita Pertama Kali Berhijab?
Wulan: "Aku dulu sekolah di salah satu SMA Katholik di Jakarta Selatan, terus setelah 3 tahun sekolah, aku langsung lanjut kuliah. Fyi semua keluargaku berhijab semua, cuman aku sama mamah yang enggak berhijab, and then kuliah semester 1 masih belum berhijab dan pas udh semester satu akhir mulai nih ingin berhijab.
Aku nemuin di satu titik lagi scroll media sosial, waktu itu masih jaman aplikasi Line, selalu membahas tentang "Hijab dan Wanita Menutup Aurat", akhirnya aku memantapkan menutup hijab, dan bertahan sampe sekarang.
Walaupun hijab yang aku pakai belum sesempurna seperti yang panjang menutupi dada, baju juga masih compang-camping tapi perlahan aku harus belajar buat berubah menjadi tertutup dan mengubah semua perlakuan yang tidak baik.
Banyak hal-hal yang tidak baik aku tinggalkan dan insyaallah aku tidak menyesal, karena ini buat akhirat aku,"
2. Bagaimana Adaptasi atau Kendala Saat Berhijab?
Wulan: "Banyak sekali dan yang pertama, pasti dari pakaian kan, aku pakai baju pasti kalau enggak ngetat ya adalah ya yang kebukanya, lalu teman pernah bilang kalo mau ke clubbing bagimana? Masa pakai hijab dan mulutku yang masih suka bicara kasar gitu, pokoknya banyak deh yg jdi kendalanya.
Akhirnya aku selalu baca artikel, nonton ceramah-ceramah di youtube dan lain-lain yang akhirnya membuat aku tetep terus pakai hijab,"
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR