Ketika bekerja sebagai pelayan di Amerika, Paundra bertemu dengan satu loyal customer yang semula menyangka bahwa dirinya berasal dari Meksiko.
Tamu tersebut tak menyangka bahwa Paundra berasal dari Indonesia, karena bahasa Inggris yang digunakan Paundra dianggap telah mumpuni, serta kepribadian Paundra yang ramah dan komunikatif membuat para tamu merasa nyaman ketika berbicara dengannya.
Melihat potensi yang dimiliki Paundra, tamu tersebut menyarankan Paundra untuk beralih dari waiter menjadi spoke person.
"Awalnya gitu dan saya benar-benar nggak mengerti, spoke person apaan sih. Akhirnya saya cari-cari informasi. Oh spoke person yang dimaksud adalah lebih kaya menjadi humas lebih ke komunikasi. Mulanya saya nggak merasa kalau diri saya bisa," tutur Paundra Hanutama.
Semenjak kejadian itu, Paundra terus memikirkan saran dari tamu yang ditemuinya, hingga pada akhirnya ia memutuskan untuk kembali ke Indonesia dan memilih untuk sekolah lagi di bidang komunikasi.
Ketika meminta izin untuk bersekolah kembali, Paundra sempat ditanya oleh keluarga mengenai keputusan ia meninggalkan pekerjaan sebelumnya yang terbilang sudah cukup enak.
"Saya benar langsung dapat kuncinya, di salah satu tamu saya di US waktu itu," jelasnya.
Ia lantas memutuskan untuk mengambil kuliah S1 jurusan Public Relations di London School of Public Relations (LSPR).
Meskipun belum lulus kuliah, Paundra sudah mendapat kesempatan bekerja di Hotel Indonesia Kempinski sebagai Marketing Communication Executive.
"Sebelum lulus pun langsung dapat kerja di hotel Hotel Indonesia Kempinski sebagai Marketing Communication sekitar empat sampai lima tahun," ungkap Panudra.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Rayakan Ulang Tahun ke-20, FIORI Luncurkan Crop Top, Celana Kulot, dan Hijab Edisi Spesial
KOMENTAR