Kolaborasi Stylo Indonesia X id.derms
Stylo Indonesia - Kamis, 18 Maret 2021, telah berlangsung Instagram Live Stylo Indonesia bersama id.derms.
Pembahasan kali ini adalah mengenai perbedaan kulit cerah dan kulit putih pucat ala cat tembok yang langsung dijelaskan oleh ahli dermatologi, dr. Stanley Setiawan, Sp.KK.
Topik pembahasan ini dipilih sebagai upaya Stylo Indonesia dan id.derms untuk meluruskan mindset orang-orang Indonesia bahwa kulit cerah dan kulit putih pucat pasi merupakan hal yang berbeda.
Selain itu, pada Instagram Live kali ini juga dijelaskan mengenai bagaimana cara mendapatkan kulit yang cerah, fungsi skincare brightening, lightening, whitening, dan lain sebagainya.
Pembahasan mengenai perbedaan kulit cerah dan kulit putih memang diakui dr. Stanley selalu menjadi topik hangat yang tidak pernah ada habisnya.
Namun, sebelumnya kita perlu tahu dulu beberapa kategori yang mengelompokkan tipe-tipe warna kulit.
Salah satu kategori pengelompokkan warna kulit adalah Fitzpatrick yang mana dibagi menjadi 6 tipe kulit.
Nah, menurut dr. Stanley biasanya untuk orang Indonesia sendiri masuk ke tipe 4 dan 5 yang agak cokelat atau sawo matang.
Sayangnya, masih banyak masyarakat Indonesia berpikir bahwa dengan semakin cerah atau semakin putihnya kulit, maka hal ini akan meningkatkan kualitas penampilan.
Pada Instagram Live kali ini, dr. Stanley juga menjelaskan bahwa sebenarnya kulit cerah sendiri bisa dimiliki oleh segala jenis skin tone, karena tingkat kecerahan kulit berkaitan dengan kualitas dari kulit itu sendiri.
Kulit cerah itu artinya kulit tampak lebih bersinar, halus, tanpa menambahkan makeup berlebih.
dr. Stanley menegaskan, kulit yang cerah menurutnya adalah kulit yang sehat.
Baca Juga: Waspada Risiko Memakai Baking Soda untuk DIY Skincare, Simak Penjelasan Ahli Dermatologi!
Lalu apakah peningkatan kualitas kulit atau pergantian kulit akan terus terjadi pada seseorang?
Menurut dr. Stanley, pergantian kulit seseorang dalam usia muda akan terus berjalan secara teratur tanpa hambatan, sel-sel kulit mati akan mudah terangkat secara effortless, tapi hal ini berbeda ketika seseorang sudah memasuki usia tua.
Pada usia tua sudah mulai banyak komponen-komponen yang membantu pergantian kulit berkurang, seperti halnya kolagen, elastin, fibroblast, protein-protein di bawah kulit, dan lain sebagainya.
Hal inilah yang menyebabkan orang berusia lanjut memiliki banyak penumpukkan sel kulit mati, kulit kusam, tampak tidak fresh, dan tampak menua.
Baca Juga: Perbedaan Antara Scrub Kopi dan Masker Kopi Menurut Ahli Dermatologi, Mana yang Lebih Aman?
Maka dari itu hadirlah produk-produk skincare yang mengklaim fungsi brightening.
Fungsi brightening ini sebenarnya bekerja untuk menjaga kestabilan pergantian kulit tadi, dan pada saat bersamaan juga produk ini dapat merangsang pembentukkan kolagen baru, pembentukkan elastin baru, dan lain sebagainya.
Berbicara mengenai produk skincare yang dapat mencerahkan kulit, hal ini bukan hanya perlu kita perhatikan dari ingredientsnya saja, melainkan dari konsistensi pemakaiannya.
Banyak masyarakat Indonesia berlomba-lomba mencari produk skincare yang dapat mencerahkan kulit dengan waktu yang cepat, padahal menurut dr. Stanley dalam proses mencerahkan kulit pastinya memerlukan waktu yang tidak sebentar, minimal 1 bulan.
Maka dari itu, dr. Stanley juga mewanti-wanti masyarakat Indonesia untuk tidak mudah terbujuk rayuan krim-krim atau skincare yang mengaku dapat mencerahkan kulit dengan waktu yang cepat.
Baca Juga: Waspada Risiko Memakai Lemon untuk DIY Skincare, Simak Penjelasan Ahli Dermatologi!
Jika memang sudah banyak di pasaran skincare-skincare pencerah kulit instan, maka hal tersebut sudah menyalahi kerja fisiologis dari kulit itu sendiri loh, Stylovers!
Jadi gunakanlah skincare-skincare normal pada umumnya yang biasanya berfungsi untuk Brightening, Lightening, dan Whitening.
Skincare brightening seperti yang sudah dijelaskan di atas memiliki fungsi turnover dari kulit seperti melepaskan kulit mati, mengontrol minya, menghaluskan kulit wajah, mengenyalkan kulit wajah, dan masih banyak lagi.
Lalu skincare lightening yang berfokus pada pigmen kulit, berfungsi untuk memutihkan, skincare ini fokus untuk beberapa jenis kulit yang memiliki masalah seperti flek hitam, warna yang tidak rata karena bekas luka, dan biasanya skincare lightening ini harus didasari oleh resep dokter.
Baca Juga: Berapa Takaran yang Tepat Memakai Sunscreen? Ini Saran dari Ahli Dermatologi!
Terakhir mengenai skincare whitening, banyak orang di dunia beranggapan bahwa skincare whitening ini merupakan skincare skin bleaching yang merubah warna kulit alami dari seseorang dan memiliki potensi untuk membahayakan kulit seperti skincare-skincare yang mengandung merkuri dan hidrokuinon yang biasanya membuat kulit menjadi putih seperti cat tembok.
Intinya, kulit cerah yang sehat itu akan menunjukkan perbedaan yang signifikan seperti warna yang lebih rata, kekenyalan yang lebih baik, tekstur lebih halus, berbeda dengan kulit putih yang dibuat secara instan dengan krim-krim pemutih abal-abal.
Jadi, jika Stylovers menginginkan kulit cerah dan sehat gunakanlah produk skincare brightening yang normal dijual di pasaran dengan izin edar BPOM dan ingredients serta takarannya sesuai dengan jenis kulitmu!(*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Cara Benar Membersihkan Dispenser Agar Kualitas Air Minum Terjaga, Mama Milenial Wajib Tahu!
KOMENTAR