Stylo Indonesia - Memakai makeup dengan glitter bisa membuat penampilan tampak lebih unik dan kreatif.
Itulah salah satu alasan makeup glitter menjadi semakin diminati beberapa tahun ke belakang.
Namun di balik kilaunya yang menarik, ternyata glitter menyimpan sejumlah kontroversi.
Pemakaian glitter dalam makeup disebut berbahaya untuk lingkungan. Kok bisa?
Dilansir dari Coveteur, inilah kontroversi pemakaian glitter dalam makeup yang dikabarkan berbahaya untuk lingkungan.
Beberapa tahun terakhir telah terlihat beberapa inovasi yang cukup besar dalam hal pelestarian lingkungan.
Baca Juga: Wajib Tahu Hal Penting Ini Sebelum Gunakan Glitter Pada Wajah
Tak hanya sudah ada banyak pilihan untuk produk perawatan kulit, perawatan rambut, dan kosmetik yang kandungannya aman, tetapi brand juga mengalihkan fokus mereka untuk menciptakan produk dan kemasan yang benar-benar sustainable, seperti bisa didaur ulang, diisi ulang, atau dapat terurai secara alami.
Di luar langkah-langkah ini, ada satu bahan yang tampaknya masih banyak digunakan di industri kecantikan, meskipun merupakan salah satu bahan yang paling merusak lingkungan, yaitu glitter.
Bannyak ditemukan dalam kosmetik dan kuteks, kini glitter juga kerap digunakan pada perlengkapan mandi, sunscreen, dan produk perawatan tubuh, yang berarti pada akhirnya akan terbuang ke saluran air dan bisa merusak lingkungan.
Untungnya, ada beberapa alternatif glitter yang ramah lingkungan, yang membuat kita bisa beralih dari glitter yang berbahan dasar plastik.
Apa yang Salah dengan Glitter?
Saat ini banyak orang sudah menyadari krisis polusi global dan efek plastik yang dapat merusak laut.
Sayangnya, glitter yang ditemukan dalam produk kecantikan dan perawatan pribadi juga menjadi salah satu penyebab utamanya.
“Glitter tradisional, pada dasarnya, adalah mikroplastik, potongan plastik yang sangat kecil yang dikenal memiliki efek berbahaya terhadap lingkungan,” kata Tiila Abbitt, pendiri Aether Beauty dan mantan kepala R&D untuk sustainability di Sephora.
“Saat digunakan pada kosmetik, partikel kecil ini akan terbuang ke saluran air kita, melewati setiap sistem penyaringan dan akhirnya ke lautan, menambah masalah polusi mikroplastik yang semakin membesar.”
“Selain perlu waktu ribuan tahun agar mikroplastik ini bisa terurai dan membusuk, mikroplastik juga sering disalahartikan sebagai makanan dan tak sengaja dikonsumsi oleh ikan, burung, dan plankton, merusak hati mereka, memengaruhi perilaku mereka, dan akhirnya menyebabkan kematian,” kata Abbitt.
Oleh sebab itu, sangat penting bagi brand untuk berhenti menggunakan glitter dari plastik dan beralih ke pilihan yang lebih ramah lingkungan.
Apa Itu Glitter Biodegradable?
Permintaan konsumen terhadap kosmetik yang ramah lingkungan terus meningkat, sehingga brand mulai beralih ke glitter yang lebih ramah lingkungan pada produk mereka.
Menurut Aubri Thompson, ahli kimia kecantikan dan pendiri Rebrand Skincare, ada dua jenis glitter ramah lingkungan yang digunakan saat ini, yaitu ada yang berbasis tumbuhan dan berbasis mineral.
Baca Juga: Tips Mudah Menggunakan Eyeshadow Glitter Agar Rapi dan Tahan Lama
“Glitter dari tumbuhan berasal dari selulosa atau bahan baku terbarukan lainnya, yang kemudian dapat diwarnai atau dilapisi untuk menciptakan efek warna-warni,” katanya.
“Sedangkan glitter berbahan dasar mineral berasal dari mineral yang disebut mika, yang aslinya sudah berwarna-warni. Mika ini bisa didapatkan di tambang atau dibuat secara sintetis di laboratorium. "
Namun, alternatif untuk glitter plastik ini pun belum terjamin ramah lingkungan, dan masing-masing memiliki masalahnya sendiri.
Salah satu pilihan mineral yang paling banyak digunakan, mika, memiliki industri yang cukup bermasalah di belakangnya.
Meskipun mika adalah bahan alami yang tidak menimbulkan masalah pencemaran mikroplastik, menurut Thompson, proses penambangan di baliknya dikenal tidak etis, termasuk mempekerjakan anak di bawah umur.
Itulah mengapa ada beberapa brand seperti Aether dan Lush yang lebih memilih menggunakan mika sintetis.
Bahan buatan laboratorium ini dianggap aman oleh ahli dari Cosmetic Ingredient Review, lebih murni dan lebih cerah dibanding mika alami, dan menjadi semakin populer.
Sedangkan glitter dari tumbuhan yang diklaim dapat terurai secara alami ini juga memiliki masalah tersendiri.
Bahan baku selulosa yang digunakan biasanya berasal dari pohon kayu keras seperti kayu putih. Namun, dijelaskan oleh Thompson, hanya sebagian dari produk ini yang benar-benar bisa terurai sendiri.
Banyak yang masih mengandung sejumlah kecil plastik, biasanya ditambahkan sebagai pelapis agar tampak berwarna dan berkilau, dan harus dikompos secara industri agar dapat terurai sepenuhnya.
“Kami juga pernah mendengar tentang perusahaan yang mengklaim menjual glitter biodegradable yang sebenarnya masih dicampur dengan glitter plastik untuk mengurangi biaya,” jelas Rebecca Richards, kepala komunikasi brand glitter biodegradable BioGlitz.
Jadi, apa pilihan yang terbaik jika masih ingin menggunakan glitter dalam makeup?
Baca Juga: Prediksi Tren Makeup 2019: Eyeshadow Cat Air, Frosted Lips, dan Glitter Cat Eye
“Yang paling penting adalah melihat secara kritis seluruh proses produksi, bukan hanya hasil akhirnya,” tegas Richards.
Pilihlah brand yang terbuka tentang produk mereka dan dapat memastikan bahwa kandungan produk mereka dapat terurai secara alami.
Selain itu sebagai konsumen, mengurangi penggunaan produk yang mengandung glitter tentunya akan membantu.
Coba pikirkan lagi apakah kita benar-benar membutuhkan kandungan glitter pada produk seperti sabun mandi atau body lotion yang hanya membuatnya terlihat lucu tapi tidak memberikan pengaruh terhadap kelembapan kulit, misalnya?
Untuk produk makeup seperti eyeshadow mungkin masih sulit untuk benar-benar meninggalkan glitter ya, tapi mengurangi pemakaian glitter dalam produk-produk lainnya juga bisa membantu.
Nah, itu dia Stylovers kontroversi pemakaian glitter dalam makeup yang cantik tapi berbahaya untuk lingkungan. Bagaimana denganmu, Stylovers? Apakah cukup sering menggunakan glitter? (*)
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
Peduli Keberlangsungan Hidup, ParagonCorp Ajak Masyarakat Terapkan Conscious Beauty
KOMENTAR