Sementara itu, menurut Nurcahyo, KNKT tengah mengkaji data radar pergerakan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sebelum dilaporkan hilang kontak.
"Tim juga sudah berhasil mendapatkan data mentah dari data radar pergerakan pesawat. Ini nanti akan kita kaji lebih lanjut," ujar Nurcahyo.
Sebagai informasi, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 hilang kontak di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang, Kepulauan Seribu, pada Sabtu lalu sekitar pukul 14.40 WIB atau 4 menit setelah lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta, Tangerang.
Pesawat mengangkut 62 jiwa. Rinciannya, 6 kru aktif plus 56 penumpang yang terdiri dari 46 penumpang dewasa, 7 anak-anak, dan 3 bayi.
Sebelum hilang kontak, pesawat Sriwijaya Air SJ 182 sempat keluar jalur penerbangan, yakni menuju arah barat laut. Air Traffic Controller (ATC atau petugas pengatur lalu lintas udara) kemudian menanyakan pilot mengenai arah terbang pesawat.
Namun, dalam hitungan detik, pesawat dilaporkan hilang kontak hingga akhirnya jatuh.
Baca Juga: 3 Potongan Rambut Pendek yang Buat Tampilan Jadi Lebih Awet Muda
Proses pencarian puing-puing dan penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ 182 terus dilakukan hingga hari ini oleh tim gabungan di sekitar Pulau Lancang dan Pulau Laki, Kepulauan Seribu.
Chappy Hakim, Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) periode 2002 - 2005, yang juga penulis buku "Tanah Air Udaraku Indonesia" mengingatkan kembali akar penyebab kecelakaan pesawat di Tanah Air.
Dalam tulisan kolomnya yang ditayangkan melalui Kompas.com, Chappy Hakim menjelaskan bagaimana proses penemuan atas jawaban dari apa penyebab sebuah pesawat bisa celaka.
GUESS Shimmer Soiree, Tampilkan Perpaduan Koleksi Terbaru yang Elegan dan Mewah
KOMENTAR