"Tanaman menyimpan nitrogen di akarnya, dan saat kita memotongnya, semua nitrogen dilepaskan ke tanah dan menguntungkan semak mawar," katanya.
Itu adalah bagian dari eksperimen pertanian bebas bahan kimia yang ia kerjakan dengan petani perempuan lain di dekat wilayah tersebut, yang juga memproduksi untuk Dior.
Pada perkebunan tersebut ada sekitar 10 petani muda yang bekerja, kebanyakan perempuan, termasuk putri Janody yang berusia 19 tahun, memanen mawar bersama.
Mereka menggunakan celemek putih besar di pinggang mereka yang terisi dengan bunga merah muda yang lembut seiring dengan mereka melewati barisan tumbuhan mawar.
Janody menunjukkan cara khusus untuk memetik mawar du mai: Letakkan tiga jari (telunjuk, jari tengah, dan jari manis) rata di depan bunga, pegang ibu jari di pangkal bunga yang bertemu dengan batang, dan jepit batang dengan tarikan cepat ke atas, dengan ibu jari menghadap naik.
Baca Juga: Tren Skincare 2021: 5 Micellar Water dengan Kandungan Air Mawar untuk Kulit Kering dan Sensitif
Teknik ini menjaga bunga tetap utuh dan membiarkan umbi di sekitarnya yang belum mekar.
Setiap petani menargetkan memanen lima kilogram bunga mawar per jam. Para pemetik yang lebih senior di daerah itu mengatakan mereka bisa mendapatkan delapan kilogram per jam.
Dari sana, bunga akan dikirim ke tong raksasa di mana mereka direbus menjadi konsentrat dan kemudian digunakan pada parfum-parfum di seluruh dunia.
Bunga mawar dari kebun Janody inilah juga yang digunakan pada parfum Dior J’Adore dan Miss Dior.
Janody juga mengolah sebagian mawarnya menjadi selai mawar buatannya sendiri.
StopBeautyShaming merupakan kampanye gerakan nyata dari Stylo Indonesia.
Stylo Indonesia adalah platform media & komunitas organik terlengkap mengenai dunia lifestyle, fashion dan beauty bagi dan seluruh perempuan Indonesia.
KOMENTAR