Stylo Indonesia - Stylovers, pernahkah kamu mendengar istilah high street fashion?
Meski mungkin terdengar mirip, high street fashion tidak sama lho dengan high end fashion atau fast fashion yang mungkin sudah lebih familiar di telinga Stylovers.
Namun, keberadaan high street fashion ini juga perlu kamu ketahui untuk mengetahui perbedaan setiap kategori brand fashion yang biasa kamu lihat atau gunakan.
Bisa dibilang, posisi high street fashion berada di tengah-tengah antara high end fashion atau brand desainer dan fast fashion yang lebih umum.
Baca Juga: Apa Itu Slow Fashion? Sebuah Inovasi di Tengah Cepatnya Arus Tren Dunia Mode
Dilansir dari The Guardian, inilah penjelasan mengenai high street fashion.
Istilah high street fashion awalnya digunakan dalam kegiatan sehari-hari di Inggris.
High street adalah sebutan untuk jalan utama di kota tempat semua bank dan toko-toko besar berada.
High street fashion mengacu pada pakaian yang bisa dibeli di toko-toko yang ada di high street atau jalan utama tersebut.
Contoh brand-brand high street fashion yang populer diketahui adalah Primark, New Look, Marcks & Spencer, Next, dan Zara.
Meski bukan merupakan brand desainer, brand-brand ini menawarkan pakaian dengan kualitas dan harga yang lebih tinggi dibanding brand-brand fast fashion biasa.
Perbedaan antara perancang busana kelas atas atau high end dengan high street ditandai oleh lebih dari sekadar perbedaan harga.
High street fashion hadir untuk peminat fashion yang mungkin tidak memiliki rekening bank yang membengkak, tetapi suka mengikuti tren mode kelas atas.
Baca Juga: ISEF 2020 Menghadirkan 164 Desainer dengan Total 720 Busana Selama Empat Hari!
Adanya celah yang mencolok ini di pasar membuat high street fashion dengan menawarkan salinan pakaian mode kelas atas yang serupa, tetapi jauh lebih murah.
Apa yang terlihat di catwalk musim ini menjadi indikator tentang apa yang akan muncul di high street fashion bulan depan, dengan harga yang tentunya lebih murah.
"Semua orang mengambil inspirasi dari perancang busana kelas atas," seperti yang disampaikan oleh Lindsey Robinson, manajer pemasaran Tesco Clothing.
Pada dasarnya, para brand high street biasanya mencatat tema mode utama dari karya desainer high end, kemudian memodifikasinya dengan ide mereka sendiri.
Tak mungkin bagi brand high street untuk mengabaikan apa tren yang dibawakan oleh para desainer terkemuka.
High street fashion telah mendemokratisasi konsep mode, bahwa mengenakan pakaian yang diinginkan seperti yang terlihat di majalah mode bukan lagi hak istimewa dari orang-orang yang fenomenal saja.
Mode kelas atas , melalui high street fashion, kini menjadi lebih relevan dan mudah diakses bagi lebih banyak orang.
Baca Juga: Arti Istilah Busana Pret-a-Porter atau Ready to Wear dalam Dunia Fashion, Fashionista Wajib Tahu!
Lynsey Hand dari Office menyampaikan bahwa tak perlu ada kekhawatiran bagi para desainer papan atas akan hilangnya minat publik terhadap karya otentik mereka karena adanya high street fashion.
"Desainer papan atas menggunakan pabrik-pabrik papan atas yang tidak mampu kami beli untuk menghasilkan desain mereka. Tentu saja tidak ada desainer yang mengeluh kepada kami. Produk kami, secara fisik, sangat berbeda dan saya yakin para desainer besar tahu itu,” jelasnya.
Nah, itu dia Stylovers penjelasan mengenai high street fashion dan perbedaannya dengan high end fashion. Apakah selama ini kamu sering menggunakan fashion item dari brand-brand high street? (*)
Gaya Anggun Cantik Tiara Andini Saat Raih Penghargaan Indonesian Music Awards 2024
KOMENTAR